Kemampuan membaca pembelajar bahasa Inggris tidak bisa dipisahkan dari kesadaran metakognitif membacanya. Sehingga, pembelajar dengan pemahaman metakognisi membaca yang tinggi pada umumnya merupakan pembaca yang baik, begitu pula dengan sebaliknya. Strategi membaca adalah salah satu bagian dari metakognitif membaca tersebut. Strategi membaca metakognitif terdiri dari tiga kategori: strategi membaca global, strategi pemecahan masalah dan strategi pendukung.
Kegiatan membaca, baik secara daring maupun luring, tidak akan terlepas dari penggunaan strategi membaca. Namun pembelajar harus sadar bahwa ada strategi membaca tertentu yang mampu mendukung kegiatan membaca daring terutama karena, jika dibandingkan dengan membaca teks cetak, teks digital cenderung tidak linear dan pembaca dapat dengan mudah mengembangkan bahan bacaan melalui link-link yang tersedia. Penggunaan strategi membaca daring telah banyak diteliti hubungannya dengan kefasihan membaca. Dengan menggunakan strategi membaca daring, pembelajar dapat meningkatkan kemampuan diri dalam membaca daring. Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan membandingkan kesadaran kognitif akan strategi membaca daring pada pembelajar berpencapaian rendah dan mahasiswa berpencapaian tinggi lintas angkatan dan lintas program studi dengan menggunakan instrument OSORS (Online Survey of Reading Strategies). Metode penelitian menggunakan desain penelitian kuantitatif menggunakan instrumen kuesioner OSORS dan analisa data menggunakan SPSS.
Penelitian ini dimulai dengan mempersiapkan instrument penelitian berupa pertayaan survey yang diadopsi dari survey OSORS (Online Survey of Reading Strategy) yang terdiri dari 38 pernyataan (Anderson, 2003). Seluruh pernyataan tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu untuk memudahkan responden dalam memahami isi survey yang diberikan. Setelah itu, survey yang telah dimasukkan ke Google Form disebarkan kepada calon responden melalui email dan pesan Whatsapp.
Hingga 10 September 2023, responden yang telah mengisi survey sejumlah 288 mahasiswa, yang terbagi sebagai berikut. Sebanyak 61,5% persen resonden adalah laki-laki, sedangkan sisanya (38,5%) merupakan mahasiswa perempuan. Jurusan asal para responden telah mewakili seluruh jurusan di ITK dengan responden terbanyak berasal dari JTIP sebesar 33,4% dan yang paling sedikit berasal dari JIKL sebesar 12,5%. Selain itu persebaran level kemampuan berbahasa Inggris para responden juga cukup merata antara responden dengan kemampuan berbahasa Inggris tinggi (B1, B2, C1, dan C2) dan responden berkemampuan bahasa Inggris rendah (A1 dan A2) yakni sebesar 45,3% dan 54,7% untuk masing-masing level tinggi dan rendah.
Survey yang telah disebarkan sendiri merupakan survey yang menggunakan skala Likert sebagai skala pengukuran. Responden yang merupakan mahasiswa ITK diminta untuk memberikan nilai 1-5 kepada setiap pernyataan yang sesuai dengan seberapa sering mereka melakukan hal yang disebutkan dalam tiap pernyataan – nilai 1 jika mereka tidak pernah atau hampir tidak pernah melakukan dan nilai 5 jika mereka selalu atau hampir selalu melakukannya.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut, yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kesadaran strategi membaca antara siswa yang berpencapaian tinggi dan rendah. Secara keseluruhan, strategi membaca yang biasanya digunakan oleh mahasiswa pembelajar bahasa Inggris berpencapaian tinggi adalah strategi membaca pemecahan masalah, diikuti oleh strategi membaca global, dan terakhir strategi membaca pendukung. Mahasiswa yang berpencapaian rendah lebih banyak menggunakan strategi pemecahan masalah, kemudian dukungan, dan terakhir strategi global. Mahasiswa yang berpencapaian tinggi biasanya fokus pada strategi yang berkaitan dengan apa yang harus dilakukan untuk meraih keadaan terbaik dalam memahami (berfokus kembali saat membaca, membaca ulang, menggunakan latar belakang pengetahuan mereka, mengatur kecepatan membaca, dan lain-lain. Mereka juga memperhatikan bacaan sebelum mulai membaca, dan menggunakan strategi seperti menebak arti kata yang tidak diketahui dan memvisualisasikan. Mahasiswa yang berprestasi rendah juga menggunakan strategi serupa, tapi mereka juga memanfaatkan penerjemahan bacaan ke dalam bahasa ibu mereka.
Hasil penelitian tersebut memberi informasi akan peningkatan pemahaman metakognitif membaca yang terjadi, dan mengetahui perbedaan kecenderungan penggunaan strategi membaca tertentu di tiap program studi. Informasi ini dapat menjadi dasar untuk meningkatkan efektifitas instruksi di kegiatan pembelajaran bahasa Inggris agar menghasilkan lulusan yang berkualitas, misalnya dengan secara langsung mengajarkan bagaimana dan kapan menggunakan suatu strategi membaca tertentu saat mengerjakan pertanyaan membaca komprehensif. Hal ini juga diharapkan dapat membantu menghasilkan lulusan ITK yang lebih mumpuni dalam pemahaman membaca baik dalam bahasa ibu maupun bahasa asing, khususnya bahasa Inggris.
1. Menilai dan membandingkan kesadaran kognitif akan strategi membaca daring pada pembelajar berpencapaian rendah dan mahasiswa berpencapaian tinggi lintas angkatan dan lintas program studi.
2. Menjadi bahan acuan bagi penelitian berikutnya yang ingin meneruskan mengenai penelitian kesadaran kognitif akan strategi membaca daring.