Indonesia menetapkan target penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 25% pada tahun 2025. Target ini mengacu pada proyeksi badan energi dunia International Energy Agency (IEA) yang memprediksikan bahwa penggunaan energi dunia akan mengalami peningkatan peningkatan sebesar 45% hingga tahun 2030. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan dan inovasi terkait persoalan ini, salah satunya mengenai teknologi penyimpan energi. Institut Teknologi Kalimantan melalui Grup Riset Elektrokimia yang dimentori oleh ibu Dr. Eng. Yunita Triana, M.Si mengembangkan sebuah inovasi terkait baterai berbasis biomassa. Dalam hal ini, Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) yang merupakan hasil pengolahan komoditas lokal kalimantan, digunakan sebagai bahan baku utama untuk baterai berbasis elektroda karbon. Selain karbon yang berasal dari limbah TKKS, bahan dasar produk baterai juga menggunakan silika (SiO2) yang berasal dari limbah pemrosesan cangkang kelapa sawit, yang selanjutnya akan di digunakan sebagai doping elektroda pada baterai tersebut.
Inovasi ini diharapkan akan menghasilkan baterai dengan performa yang mampu memenuhi standar industri, serta dapat diimplementasikan pada kebutuhan sehari-hari. Performa yang diharapkan dari baterai ini adalah mampu menyimpan listrik dengan spesifikasi tegangan 1.5 V yang mampu diaplikasikan pada beberapa perangkat elektronik seperti sepeda motor listrik dan beberapa perangkat digital seperti kamera, drone, dan perangkat sehari-hari. Selain itu, bahan baku yang berbasis limbah biomassa diharapkan mampu mengembangkan pemanfaatan limbah menjadi produk bernilai tinggi dan mendukung terciptanya ekonomi sirkular di Indonesia.
Penulis: Grup Riset Elektrokimia, ITK
elektrokimia13@gmail.com
Bermanfaat untuk menghasilkan baterai ramah lingkungan berbasis limbah biomassa yang mendukung pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia.