Adanya persepsi tentang peraturan yang dianggap hal biasa, dengan kata lain wajar jika peraturan dilanggar, sehingga masih banyak oknum mahasiswa yang melanggar peraturan yang diberlakukan. Kurangnya kesadaran mahasiswa terhadap penerapan tata tertib universitas bisa menjadi masalah yang serius bagi universitas. Kurangnya kesadaran ini, harus diiringi dengan sanksi serta penanaman sikap disiplin yang harus diterapkan dan dibiasakan, sehingga terbiasa untuk bersikap disiplin. Melanggar tata tertib dapat merujuk pada tindakan yang menyimpang dengan peraturan dan undang-undang yang berlaku di Indonesia, termasuk tindakan yang merugikan kepentingan umum atau masyarakat luas. Tindakan seperti ini jelas bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, seperti Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dibutuhkannya sebuah peraturan yang secara lengkap dan jelas tanpa adanya legal gap.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada 370 responden mahasiswa ITK, terdapat pelanggaran yang paling banyak melakukan pelanggaran tata tertib baik di lingkungan kampus maupun di luar lingkungan kampus ITK dapat ditunjukkan melalui diagram dibawah ini:
Pelanggaran tata tertib mahasiswa ITK yang dilakukan baik di lingkungan kampus maupun di luar lingkungan kampus ITK dilihat dari data yang diperoleh peneliti, paling banyak dilakukan oleh mahasiswa semester 6. Semakin tinggi semester seorang mahasiswa juga mempengaruhi rasa komitmen sebagai civitas akademika untuk menaati tata tertib demi memenuhi kewajibannya sebagai seorang mahasiswa yang menjujung nilai – nilai Pancasila dalam melaksanakan tri dharma perguruan tinggi. Sikap disiplin menaati tata tertib erat kaitannya dengan tanggung jawab, apabila seseorang memiliki rasa disiplin yang tinggi maka orang itu akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi pula. Sikap disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang dipercaya, sikap menghargai, taat dan patuh terhadap peraturan yang berlaku, usaha yang mengkoordinir prilaku seseorang di masa yang akan datang.
Sebanyak 93,8% mahasiswa berjenis kelamin laki – laki di ITK melakukan pelanggaran tata tertib kampus yang beragam jenisnya, sedangkan mahasiswa berjenis kelamin perempuan, sekitar 6,2% melakukan pelanggaran tata tertib di lingkungan kampus ITK. Perbandingan yang cukup jauh ini dipengaruhi oleh kesadaran dari kelompok jenis kelamin tertentu. Mahasiswa berjenis kelamin laki – laki cenderung menyepelekan aturan dan menganggap tindakan yang dilakukan adalah hal biasa. Sedangkan bagi mahasiswa berjenis kelamin perempuan, masih memikirkan sanksi.
Pendidikan karakter adalah pemberian pandangan mengenai berbagai jenis nilai hidup, seperti kejujuran, kecerdasan, kepedulian,kedisiplinan tanggung jawab, kebenaran, keindahan, kebaikan, dan keimanan. Pendidikan karakter akan menunjukkan jati dirinya sebagai manusia yang sadar diri sebagai makhluk, manusia, warga negara, dan pria atau wanita. Karakter seseorang merupakan ukuran martabat dirinya sehingga berpikir obyektif, terbuka, kritis, serta memiliki harga diri yang tidak mudah diperjual belikan. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukannya strategi kebijakan dalam menegakkan tata perilaku mahasiswa baik di dalam maupun di luar kampus, sebagai berikut:
|
Tujuan |
Sasaran |
Strategi |
Arah Kebijakan |
|
Terwujudnya mahasiswa yang tertib sebagai pribadi, memiliki tata perilaku yang baik sesuai nilai – nilai Pancasila. |
Terwujudnya mahasiswa yang berkarakter mulia dalam mengamalkan tridharma perguruan tinggi. |
Pembuatan pasal yang mengatur tentang kewajiban mahasiswa sebagai pribadi |
Membuat peraturan tentang tata perilaku mahasiswa |
|
Terwujudnya mahasiswa yang tertib sebagai warga asyarakat, memiliki kepedulian sosial dan perilaku bermartabat sebagai warga masyarakat |
Terwujudnya warga masyarakat yang berperilaku baik dan bertanggungjawab |
Pembuatan pasal yang mengatur tentang kewajiban mahasiswa sebagai warga masyarakat |
Membuat peraturan tentang tata perilaku mahasiswa |
|
Terwujudnya mahasiswa yang tertib sebagai warga negara, memiliki rasa cinta tanah air. |
Terwujudnya warga negara yang memiliki rasa solidaritas antar warga negara. |
Pembuatan pasal yang mengatur tentang kewajiban mahasiswa sebagai warga negara |
Membuat peraturan tentang tata perilaku mahasiswa |
Tabel 1. Strategi Kebijakan Dalam Menegakkan Tata Perilaku Mahasiswa
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana ITK mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien. Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam perencanaan pendidikan karakter bagi mahasiswa. Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya diperjelas horison waktunya dengan serangkaian arah kebijakan yang akan dituangkan dalam bentuk naskah akademik, yaitu peraturan rektor tentang tata perilaku mahasiswa ITK. Hal ini akan sejalan dengan usaha dari ITK untuk menanamkan Pendidikan karakter bagi mahasiswa ITK sebagai bentuk capaian terwujudnya tata kehidupan kampus yang ideal secara das sein dan das sollen di lingkungan ITK.
1. Menganalisis etika mahasiswa ITK dan pelanggaran etik yang terjadi di lingkungan ITK;
2. Menciptakan penguatan karakter mahasiswa melalui sebuah peraturan rektor.
3. Memberikan batasan hak dan kewajiban mahasiswa, tidak hanya sebagai mahasiswa tetapi juga anggota masyarakat dan warga negara Indonesia berdasarkan nilai - nilai Pancasila.