Ekstraksi Senyawa Bioaktif Kulit Nanas dengan Pelarut Etanol Menggunakan Soxhlet

  • Fokus Riset: Pertanian dan Pangan

  • Ketua Peneliti: Amalia Nur Kumalaningrum, S.Si., M.AgrSc. | Anggota : Siti Munarida, S.T., M.T., dan Gevbry Ranti Ramadhani Simamora, S.Pi., M.Si.
  • Tahun Penelitian: 2023

Deskripsi

Senyawa antioksidan merupakan senyawa bioaktif pada tumbuhan (buah dan sayur) yang memiliki manfaat sebagai penangkal radikal bebas, yaitu mampu mencegah kerusakan sel tubuh akibat dari proses oksidasi. Beberapa antioksidan diprodukasi oleh tubuh kita sendiri untuk menangkal radikal bebas yang diproduksi dari dalam tubuh itu sendiri. Namun, pemenuhan antioksidan meningkat ketika jumlah radikal bebas bertambah dikarenakan faktor dari lingkungan, sebagai contoh polusi. Oleh karena itu, tubuh kita membutuhkan jumlah antioksidan yang lebih banyak untuk mencegah efek radikal bebas dari lingkungan. Nanas (Ananas comosus L.Merr) merupakan buah tropis yang memiliki kulit beduri dan memiliki daging buah yang berwarna kuning saat matang. Nanas merupakan salah satu komoditas yang melimpah dan potensial sebagai komoditas ekspor di Kalimantan Timur. Nanas merupakan buah yang kaya akan nutrisi. Buah nanas mengandung rendah lemak dan protein, namun kaya akan vitamin C (131 %). Nanas juga mengandung antioksidan, seperti senyawa fenolik dan flavonoid.

 

Secara sederhana buah nanas dikonsumsi dalam bentuh buah segar yang telah dikupas. Kulit buah nanas ini menjadi limbah yang cukup besar, yaitu sekitar 36%. Kulit nanas sendiri juga diidentifikasi mengandung senyawa bioaktif yang memiliki manfaat sebagai antioksidan. Senyawa bioakti ini didapatkan dengan proses ekstraksi dengan menggunakan jenis pelarut tertentu. Pada penelitian ini, ekstraksi senyawa bioakti kulit nanas didapatkan dengan menggunakan metode sokletasi (Soxhlet). Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol pada berbagai macam konsentrasi guna melihat bagaimana pengaruh konsentrasi etanol dengan persen rendeman yang diperoleh. Senyawa fenolik dan flavonoid merupakan senyawa polar, yang harapannya akan lebih maksimal terekstrak nantinya pada pelarut polar seperti air dan etanol. 

 

Sebanyak 10 g sampel kering kulit nanas yang telah dihaluskan kemudian diekstraksi dengan metode sokletasi selama 4 jam menggunakan pelarut 0%, 25%, 40%, 55%, 70% dan 85% dan 96% etanol. Ekstrak yang diperoleh kemudian dievaporasi dan dihitung berat rendamannya. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa ekstraksi kulit nanas pada pelarut etanol 0% hingga 70% tidak memiliki hasil signifikan berbeda, yaitu disekitar <10% rendeman yang diperoleh. Sedangkan, ekstraksi kulit nanas dengan menggunakan 80% dan 96% etanol memiliki hasil yang lebih tinggi dengan hasil yang sama, yaitu mencapai sekitar 20% rendeman yang diperoleh. Hal ini menunjukkan, ekstraksi kulit nanas dengan menggunakan metode sokletasi akan menghasilkan hasil yang lebih tinggi dengan menggunakan pelarut etanol pada prosesntase ≥85%.

 

 

 

Kandungan senyawa bioaktif pada ekstrak kulit nanas dapat ditentukan dengan menggunakan analisis fitokimia. Analisis kualitati senyawa polifenol/tanin dapat dilakukan dengan menambahkan larutan FeCl3 dengan perubahan warna menjadi hijau kehitaman yang menandakan positif terhadap polifenol/tannin. Sedangkan, penambahan serbuk Mg dan larutan HCl pada ekstrak kulit nanas digunakan dalam pengujian keberadaan flavonoid dengan ditandai dengan warna jingga hingga merah.

 

Ekstrak kulit nanas memiliki warna kuning hingga jingga kemerahan. Perbedaan warna juga menunjukkan besarnya rendeman yang diperoleh, yaitu dimana pada konsentrasi 80 dan 96% memiliki warna paling gelap seanding dengan besarnya rendeman yang diperoleh. Ekstrak kulit nanas mengandung polifenol/tannin. Keberadaan senyawa bioakti tersebut semakin besar ketika konsentrasi pelarut etanol semakin tinggi. Ekstraksi kulit nanas dengan 0% etanol (air) memiliki kandungan senyawa polifenol/tannin terendah. Dilihat dari intensitas warnyanya, keberadaan senyawa flavonoid tertinggi ada pada ekstrak kulit nanas pada etanol 0%, 85% dan 96% dengan menghasilkan warna merah yang pekat. Sedangkan, pada konsentrasi 25% - 70% intensitas warna jingga cukup rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keberadaan flavonoid tertinggi ada pada ekstrak kulit nanas dengan menggunakan pelarut 0%, 85% dan 96% etanol.


Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada kajian pemanfaatan limbah dari pengolahan pangan dan pertanian.

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya