Dosen Inovatif Ubah Limbah Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel B50, Digunakan untuk Masyarakat Nelayan Manggar Balikpapan

  • Fokus Riset: Kemaritiman

  • Ketua Peneliti: Suardi | Anggota : Samsu Dlukha Nurcholik dan Alamsyah
  • Tahun Penelitian: 2023

Deskripsi

[Balikpapan] - Seorang dosen di bidang teknik perkapalan dari Institut Teknologi Kalimantan berhasil melakukan inovasi baru dalam pengelolaan limbah minyak jelantah (Waste Cooking Oil) menjadi biodiesel yang ramah lingkungan. Keberhasilan ini tidak hanya menjadi langkah maju dalam pengembangan energi terbarukan, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat nelayan di sekitar wilayah Manggar Balikpapan.

 

Adalah Suardi bersama mahasiswa bimbingan Skripsinya, dengan menggunakan metode transesterifikasi (penggunaan katalis methanol dan NaOH) berhasil mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Minyak jelantah atau biasa disebut WCO ini biasanya dihasilkan dari kegiatan memasak di rumah tangga dan industri makanan, sekarang dapat diubah menjadi bahan bakar yang bersih dan terbarukan.

 

WCO ini merupakan salah satu dilema tersendiri bagi masyarakat kita, karna jika dibuang ke lingkungan akan mencemari lingkungan, dan jika tetap dikonsumsi maka akan menyebabkan permasalahan kesehatan dimasa yang akan datang, sehingga memanfaatkan WCO ini menjadi bahan bakar mesin diesel pengganti solar adalah langkah yang tepat, tutur suardi

 

 

 

Tahapan penelitian dilakukan dalam 3 kegiatan utama, yang pertama adalah pembuatan biodiesel dengan metode transesterifikasi, kemudian dilanjutkan dengan pengujian properties kandungan bahan bakar di laboratorium (kekentalan, massa jenis, dan nilai kalor bahan bakar) untuk mengetahui apakah mutu bahan bakar ini sudah masuk dalam standar yang ditetapkan oleh pemerintah terkait mutu baku bahan bakar yang diedarkan di masyarakat. Tahapan terakhir adalah pengujian performa mesin untuk mengetahui performa dari mesin uji setelah menggunakan bahan bakar tersebut (daya, torsi, laju konsumsi bahan bakar dan efisiensi termal). Selanjutnya setelah dilakukan ketiga tahapan tersebut maka dilanjutkan dengan pengaplikasian bahan bakar di kapal nelayan di daerah manggar.
 

Suardi menjelaskan bahwa biodiesel yang dihasilkan memiliki kualitas yang memang tidak setara dengan solar dari segi viskositas dan nilai kalor bahan bakar, namun bahan bakar ini lebih ramah lingkungan, katanya.

 

Masyarakat nelayan manggar memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan biodiesel ini. Selain membantu mengurangi polusi di perairan, penggunaan bahan bakar terbarukan ini juga diharapkan dapat menghemat biaya operasional nelayan mengingat harga solar yang trennya tidak hanya semakin mahal, namun juga semakin sulit untuk didapatkan.

 

Kedepan, semoga riset ini bisa dikembangkan hingga B100 agar ketergantungan dari bahan bakar minyak bumi bisa dikurangi dan semoga pencapaian ini dapat menjadi inspirasi untuk pengembangan teknologi berkelanjutan di masa depan, tutur suardi

 


Manfaat

Bahan bakar alternatif untuk masyarakat

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya