Dinamika Populasi Bekantan di Teluk Balikpapan, Kalimantan: Hasil Penelitian Terbaru

  • Fokus Riset: Pendukung

  • Ketua Peneliti: Riki Herliansyah | Anggota : Alexander Kurniawan, Irma Fitria, dan Rezzy Eko Caraka
  • Tahun Penelitian: 2024

Deskripsi

Hasil penelitian kami memberikan wawasan penting tentang dinamika populasi bekantan (Nasalis larvatus) di Teluk Balikpapan, Kalimantan. Dengan menerapkan model Poisson dan model populasi terbuka menggunakan algoritma Bayesian MCMC, kami berhasil mengestimasi ukuran kelompok dan kelimpahan populasi secara akurat. Temuan ini mengungkap berbagai aspek penting terkait populasi bekantan, sekaligus menyoroti kekuatan dan keterbatasan pendekatan yang digunakan.

 

Struktur Sosial Populasi Bekantan

Analisis kami menunjukkan bahwa kelompok OMU (One-Male Unit) secara konsisten memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan kelompok AMU (All-Male Unit), dengan perbedaan rata-rata sekitar 2,1 kali lipat. Hasil ini sejalan dengan struktur sosial bekantan yang telah diamati sebelumnya, di mana kelompok OMU biasanya terdiri dari satu pejantan dominan dengan beberapa betina, membentuk unit keluarga yang stabil. Sebaliknya, kelompok AMU lebih dinamis dan kompetitif, didominasi oleh interaksi antar pejantan.

 

Tren Populasi dan Kelimpahan

Estimasi populasi bekantan di wilayah penelitian menunjukkan tren positif selama periode sepuluh tahun, dari 2007 hingga 2017. Jumlah individu meningkat dari sekitar 600 pada tahun 2007 menjadi 1139 pada tahun 2017. Meskipun ini menunjukkan populasi yang stabil atau bahkan tumbuh, perlu kehati-hatian dalam menginterpretasi hasil ini karena interval kredibel Bayesian 95% yang tumpang tindih antar tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun tren positif terlihat, tingkat kepercayaan terhadap pertumbuhan ini bersifat moderat, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan tren jangka panjang.

 

 

Sumber: penulis

 

Rasio kelangsungan hidup kelompok yang tinggi dan tingkat rekrutmen yang positif semakin mendukung stabilitas populasi bekantan di Teluk Balikpapan. Bahkan, tantangan lingkungan seperti kebakaran hutan pada tahun 2015 tampaknya tidak secara signifikan memengaruhi tingkat kelangsungan hidup populasi, menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Habitat yang relatif tidak terganggu di wilayah ini kemungkinan menjadi faktor kunci yang mendukung stabilitas populasi bekantan.

 

Keterbatasan Penelitian

Salah satu keterbatasan utama dalam penelitian ini adalah probabilitas deteksi yang berkisar antara 0,60 hingga 0,70, yang mengindikasikan kemungkinan sebagian populasi tidak terdeteksi selama survei. Cakupan wilayah survei yang terbatas, hanya mencakup 12 dari lebih dari 50 sistem sungai di area penelitian, juga menjadi faktor yang dapat menyebabkan estimasi populasi lebih rendah dari jumlah sebenarnya. Oleh karena itu, diperlukan metode survei yang lebih komprehensif dan cakupan wilayah yang lebih luas untuk meningkatkan akurasi estimasi populasi di masa mendatang.

 

Implikasi untuk Konservasi

Temuan dari penelitian ini memiliki implikasi penting untuk konservasi bekantan di Teluk Balikpapan. Tren populasi yang positif dan tingkat kelangsungan hidup kelompok yang tinggi merupakan tanda yang menggembirakan bahwa upaya konservasi saat ini mungkin cukup efektif. Namun, tingkat kepercayaan yang moderat terhadap pertumbuhan populasi dan potensi kelompok yang tidak terdeteksi menunjukkan perlunya pemantauan yang terus-menerus dan penguatan upaya konservasi untuk menjamin kelangsungan hidup jangka panjang spesies ini.

 

Penelitian selanjutnya sebaiknya berfokus pada peningkatan metode deteksi, seperti integrasi survei drone (Rahman dkk., 2023) dan kamera jebak (Herliansyah dkk., 2024), untuk meningkatkan akurasi estimasi populasi. Selain itu, perluasan wilayah survei untuk mencakup lebih banyak sistem sungai serta evaluasi dampak lingkungan juga dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang faktor-faktor yang memengaruhi populasi bekantan.

 

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk perencanaan konservasi yang lebih efektif, mendukung pelestarian bekantan sebagai salah satu spesies ikonik Kalimantan yang terancam punah.

 

Referensi

Herliansyah, R., King, R., Rahman, D. A., & King, S. (2024). Animal Density Estimation for Large Unmarked Populations Using a Spatially Explicit Model. Journal of Agricultural, Biological and Environmental Statistics. https://doi.org/10.1007/s13253-023-00598-3

Rahman, D. A., Herliansyah, R., Subhan, B., Hutasoit, D., Imron, M. A., Kurniawan, D. B., Sriyanto, T., Wijayanto, R. D., Fikriansyah, M. H., Siregar, A. F., & Santoso, N. (2023). The first use of a photogrammetry drone to estimate population abundance and predict age structure of threatened Sumatran elephants. Scientific Reports, 13(1), 21311. https://doi.org/10.1038/s41598-023-48635-y


Manfaat

Untuk mendapatkan estimasi populasi bekantan yang lebih akurat dan memahami trend yang terjadi pada populasi ini

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya