Indonesia merupakan salah satu negara yang gencar dalam melakukan eksplorasi kekayaan minyak dan gas buminya. Tercatat pada April 2020, terdapat 630 anjungan lepas pantai di Indonesia. Sebanyak 522 unit beroperasi, 102 unit tidak beroperasi dan 6 unit sudah ditinggalkan. Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2018 Pasal 2, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) wajib melakukan kegiatan pasca operasi diantaranya untuk menghindari dampak negatif seperti terganggunya alur pelayaran serta rusaknya ekosistem di sekitar anjungan. Oleh karena itu, anjungan lepas pantai pasca-operasi harus dilakukan pembongkaran (decommissioning).
Gambar 1 Sesaat setelah struktur topside diangkat topside traveller untuk kemudian ditempatkan di topside laydown area.
Decommissioning adalah sebuah kegiatan pada tahap akhir dari masa pakai sebuah anjungan yang berada pada lepas pantai. Kurang lebih ada 600 anjungan migas lepas pantai berada di perairan Indonesia. Diantaranya, sekitar 100 anjungan sudah tidak beroperasi. Anjungan lepas pantai ini harus di-decommissioning agar tidak mengganggu alur pelayaran, serta tidak memberikan dampak negatif bagi ekosistem di sekitar anjungan. Oleh sebab itu, dalam waktu yang relatif dekat akan ada banyak kegiatan decommissioning untuk mendukung program blue dan green economy.
Proses decommissioning umumnya melibatkan setidaknya 4 jenis kapal, yaitu: crane barge, flat top barge, anchor handling tug, dan tugboat. Namun, pada inovasi ini, sebuah flat top barge 400ft akan dikonversi menjadi decommissioning barge yang fungsinya akan menggantikan peran crane barge dan flat top barge sekaligus dalam rangka menunjang kegiatan decommissioning yang lebih efektif, efisien dan ekonomis. Konversi dilakukan dengan menambahkan topside traveller yang berfungsi mengangkat topside dari area stern ke topside lay down area. Kemudian, ada juga penambahan berupa uppending frame yang memiliki fungsi untuk menggantikan peran crane pada crane barge, yaitu untuk mengangkat struktur jacket yang siap untuk dibongkar. Selain itu, bagian stern flat top barge juga akan dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga geometrinya menjadi berbentuk seperti garpu agar memudahkan proses decommissioning. Setidaknya, inovasi ini mampu menghemat biaya sewa crane barge senilai 3 miliar rupiah tiap harinya.
Menunjang kegiatan decommissioning yang lebih efektif, efisien dan ekonomis. Setidaknya dapat menghemat biaya decommissioning hingga 3M rupiah perhari.