Analisis Potensi Kayu Galam Menjadi Balok Kastella

  • Fokus Riset: Smart City

  • Ketua Peneliti: Andina Prima Putri, Christianto Credidi Septino Khala, Oryza Lhara Sari
  • Tahun Penelitian: 2023

Deskripsi

Perkembangan konstruksi yang terus meningkat sebanding dengan meningkatnya kebutuhan material konstruksi. Saat ini material konstruksi yang paling banyak dipakai adalah beton dan baja. Material beton dan baja dibuat dari bahan alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga material penyusun beton dan baja akan habis seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan sehingga terjadi ketidakseimbangan ekosistem. Oleh karena itu diperlukan alternatif pengganti material beton dan baja yang dapat digunakan pada material konstruksi. Dari banyak jenis kekayaan alam yang terdapat di dunia, Indonesia memiliki potensi terbesar di dalamnya, terkhusus di bidang kehutanan. Hutan di Kalimantan dengan luas total 36.6 juta ha, menyumbang sebesar kurang lebih 40% luas hutan di Indonesia. Material kayu dapat diperbaharui dengan menggunakan metode budidaya kayu yang tepat. Dengan adanya pemanfaatan kayu menjadi bahan konstruksi juga mendukung kebijakan optimalisasi penggunaan kayu olahan legal untuk bahan baku bangunan atau kayu konstruksi pada pasar domestik di Kalimantan Timur. Kayu gelam adalah jenis kayu yang berasal dari Kalimantan. Ketersediaan kayu gelam yang cukup melimpah serta budidaya kayu jenis ini sangat mungkin untuk dilakukan, membuat kayu ini memiliki potensi untuk dapat dijadikan material konstruksi.

 

Elemen balok adalah salah satu komponen penting pada elemen struktur. Material yang digunakan pada balok pada umumnya adalah beton dan baja. Pada struktur baja konsep yang paling populer dikenal dengan pre – engineered building (PEB). PEB memiliki bentang yang sangat besar tetapi muatannya relatif lebih kecil. Secara umum, penampang baja memenuhi persyaratan kekuatan, namun salah satu kendala yang dialami adalah defleksi yang terjadi pada elemen balok. Untuk menangani permasalahan ini penggunaan balok kastella dinilai yang paling tepat. Hal ini dikarenakan balok kastella memiliki kelebihan pada momen inersia, dimana nilai momen inersia berbanding lurus dengan besarnya tingkat kekakuan sehingga kemampuan menahan momen juga semakin besar sehingga balok semakin kuat. Penelitian ini menggunakan balok kastella dengan bentuk diamond karena memiliki keuntungan lebih hemat dalam penggunaan bahan serta geser area transfer yang ada memiiki efek minimum dalam kegagalan lokal dan beban yang diterima dapat lebih besar dibanding jenis bukaan lainnya.

Tujuan Penelitian :

1. Mengetahui dimensi balok kastella menggunakan kayu galam

2. Mengetahui material properties balok kastella menggunakan kayu galam

 

Penelitian ini pertama dilakukan dengan mendapatkan material properties kayu galam, kemudian dilakukan analisis menggunakan program bantu untuk menentukan dimensi dan material properties balok kastella. Dari hasil analisis didapatkan dimensi terbaik untuk balok kastella adalah 130 x 80 x 20 x 15 mm.  Benda uji ini memiliki tegangan sebesar 7.9992 N/mm2 dan nilai regangan sebesar 0.0014. Pola keruntuhan yang terjadi masih tergolong aman karena perubahan warna pada balok castella tidak terlalu merah yang menandakan retak pada sampel. Bagian badan mengalami keruntuhan vertikal yang mengarah ke letak beban berada tetapi tidak patah dikarenakan ujung badan balok castella mampu menahan beban dilihat dari warna ujung balok yang masih berwarna biru.


Manfaat

Mengetahui potensi kayu galam dan kayu meranti untuk balok konstruksi

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya