Analisis Kebutuhan Pembelajaran Pancasila berbasis Case-Based Learning

  • Fokus Riset: Pendukung

  • Ketua Peneliti: Farida Nur Hidayah, S.H., M.H.
  • Tahun Penelitian: 2025

Deskripsi

Latar belakang penelitian ini berangkat dari masih rendahnya relevansi pembelajaran Pancasila di perguruan tinggi, sehingga belum optimal dalam membekali mahasiswa dengan kemampuan berpikir kritis dan penerapan nilai-nilai Pancasila. Di tengah arus globalisasi, perkembangan teknologi, dan kompleksitas permasalahan sosial seperti ekstremisme, korupsi, dan disintegrasi bangsa, penguatan pendidikan Pancasila menjadi semakin mendesak, khususnya bagi mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa. Institut Teknologi Kalimantan (ITK) merespons tantangan ini dengan menerapkan model Case-Based Learning (CBL) dalam mata kuliah Pancasila sebagai upaya menghadirkan pembelajaran yang berbasis kasus nyata. Namun, efektivitas penerapan CBL di ITK, termasuk relevansi kasus dan dukungan sumber belajar, masih perlu dikaji lebih lanjut untuk memastikan bahwa metode ini benar-benar mampu memperkuat internalisasi dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan mahasiswa.

 

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan pendekatan survei terhadap 350 mahasiswa ITK yang dipilih secara acak, menggunakan angket tertutup yang telah divalidasi dan reliabel (alpha Cronbach > 0,70), kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif melalui reduksi data, penyajian dalam bentuk grafik, dan analisis frekuensi jawaban untuk menggambarkan persepsi mahasiswa terhadap kebutuhan pembelajaran Pancasila berbasis Case-Based Learning (CBL).

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa lebih menyukai aktivitas pembelajaran secara berkelompok dan metode penyampaian materi berbasis diskusi, yang mendukung pembelajaran kolaboratif, partisipatif, dan sesuai dengan karakter generasi digital. Dalam penugasan berbasis kasus, mereka cenderung memilih output kreatif berupa poster dan video dibanding esai atau paper, dengan durasi pengerjaan tugas besar yang ideal berada pada rentang 3 sampai 4 minggu agar analisis kasus lebih mendalam dan mengurangi prokrastinasi.

 

Dari sisi konten, topik yang paling diminati adalah Hak Asasi Manusia, Politik, dan Pendidikan, yang dinilai relevan dengan perkembangan sosial dan kebutuhan mahasiswa saat ini. Mahasiswa juga mengharapkan integrasi isu-isu aktual, terutama Pendidikan Anti Korupsi serta Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual, ke dalam pembelajaran Pancasila, sehingga CBL tidak hanya menanamkan nilai dasar Pancasila, tetapi juga mengasah kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah terhadap persoalan nyata di masyarakat.

 

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa mayoritas mahasiswa ITK lebih menginginkan pembelajaran Pancasila berbasis Case-Based Learning (CBL) dibandingkan model lain seperti Project-Based Learning. CBL dinilai lebih efektif karena menghadirkan kasus yang dekat dengan realitas mahasiswa.

 

Anggota :

1. Yustina Fitriani, S.Pd., M.Pd.
2. Mega Pratiwi, S.Pd., M.Pd. 


Manfaat

1. Memberikan dasar empiris untuk mengembangkan pembelajaran Pancasila berbasis Case-Based Learning yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik mahasiswa. 
2. Menjadi masukan bagi dosen dalam memilih aktivitas belajar, bentuk tugas, durasi pengerjaan, topik, isu aktual, dan metode penyampaian materi yang paling efektif untuk menginternalisasikan nilai-nilai Pancasila.
3. Menyumbang referensi ilmiah bagi pengembangan model pembelajaran Pancasila di perguruan tinggi lain yang ingin menerapkan CBL sebagai strategi penguatan karakter dan kompetensi abad ke-21.

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya