Analisis Adopsi Penggunaan E-Commerce Berdasarkan Toe Pada Umkm Di Kota Balikpapan

  • Fokus Riset: Smart City

  • Ketua Peneliti: I Putu Deny Arthawan Sugih Prabowo, M.Eng. | Anggota : Nursanti Novi Arisa, M.Kom.; Muhammad Arifansyah
  • Tahun Penelitian: 2023

Deskripsi

Salah satu elemen dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dapat didasari oleh pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dalam perindustrian nasional dan pemanfaatan teknologi digital dalam memacu produktivitas bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) agar mampu menembus pasar global. UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia. Menurut Kementerian Koperasi dan UKM, UMKM saat ini berjumlah 64,2 juta, berkontribusi 61,07 persen dari PDB atau 8.573,89 triliun rupiah. dapat menyerap hingga 97 persen tenaga kerja dan hingga 60,4% dari total investasi di Indonesia (Sartika, et al., 2022).

 

Adanya Corona Virus tahun 2019 atau dikenal sebagai COVID-19 sangat berdampak pada berbagai sektor, salah satunya adalah sektor perekonomian. COVID-19 menyebabkan pembatasan terhadap aktivitas Masyarakat Indonesia yang berpengaruh pada aspek komunikasi langsung. Salah satu dampak pandemi COVID-19 ialah UMKM, berdasarkan data dari Kementerian Koperasi yang menggambarkan bahwa 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terdampak pandemi virus corona (COVID-19). Sektor UMKM yang paling terdampak yakni makanan dan minuman. Sementara itu sektor UMKM yang terguncang selama pandemi COVID-19 selain daripada makanan dan minuman, juga adalah industri kreatif dan pertanian. Dalam menanggulangi masalah yang dihadapi pelaku UMKM dan koperasi, pemerintah melaksanakan beberapa upaya. Salah satunya adalah, memasukkan pelaku UMKM sebagai penerima program bantuan pemerintah, Meskipun pandemi COVID-19 memunculkan beberapa masalah bagi pelaku UMKM, di sisi lain terdapat peluang yang juga muncul. Pelaku UMKM bisa memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi mengingat perdagangan elektronik pada 2020 mencapai US$ 130 miliar (Amri, 2020). Transaksi perdagangan elektronik meningkat secara drastis selama pandemi COVID-19. Salah satunya melalui penerapan e-commerce mengingat telah banyaknya tersedia e-commerce di Indonesia seperti Shopee, Lazada, Tokopedia, dan Blibli.com. Selain itu keberadaan e-commerce juga memberikan berbagai jenis fasilitas yang dapat membantu serta mempermudah para pelaku UMKM untuk mempromosikan usaha mereka (Kominfo, 2018).

 

Transformasi digital pada UMKM saat ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor pertama adalah peran pemerintah. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi menyebutkan pemerintah sedang mendorong 10 juta UMKM agar mampu terhubung dengan platform digital melalui beberapa program pemerintah. Sebab, saat ini baru 8 juta pelaku UMKM atau baru 13 persen yang beralih ke media digital. Target tersebut kemungkinan besar dapat dicapai pada tahun ini. Terlebih lagi sejak diluncurkan pada Mei lalu, kini sudah 600.000 UMKM yang memasuki era digital. Selain itu, faktor dari konsumen mempengaruhi pelaku UMKM untuk beralih ke media digital dibuktikan dengan melejitnya tren belanja online selama pandemi Covid-19 hingga kini menyebabkan untuk para pelaku UMKM agar dapat memberikan efesiensi bisnis ke konsumen dengan menggunakan media digital sebagai solusi (Andini, Nafiza, Fernando, & Yunita, 2021).

 

Kalimantan Timur menjadi penyumbang UMKM terbanyak di Pulau Kalimantan, terutama Kota Balikpapan yang menjadi daerah yang memiliki industri perekonomian yang cukup pesat. Dikutip dari Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Balikpapan tahun 2021 total data sebaran UMKM khususnya di Kota Balikpapan sebangak 47 ribu dengan dibagi menjadi 6 sektor wilayah dan kecamatan Balikpapan Selatan menjadi wilayah yang paling banyak untuk para pelaku UMKM di Kota Balikpapan dengan jumlah sebanyak 9.980 UMKM. Hingga pemulihan masa pandemi saat ini tercatat data terakhir UMKM aktif di Kota Balikpapan tahun 2021 sebesar 2.804 UMKM (DKUMKMP, 2021). Upaya penerapan adopsi e-commerce menjadi salah satu peluang bagi UMKM di Kota Balikpapan, namun dari data penggunaan e-commerce di Kota Kalimantan Timur sebanyak 18% pengguna e-commerce termasuk 5,74% dari penggunaan e-commerce pada UMKM di Kota Balikpapan berdasarkan data aktif UMKM di Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian Kota Balikpapan. Dari data tersebut cukup dapat dikatakan minim mengingat peran teknologi sangat berpengaruh pada pelaku UMKM.

 

Berdasarkan penelitian sebelumnya, Wulandari dkk (2022) menyatakan bahwa kurangnya adopsi penggunaan e-commerce dapat dilihat dari beberapa aspek yang sangat berpengaruh seperti manusia, teknologi, organisasi dan faktor lingkungan. Faktor manusia disebabkan oleh kurangnya wawasan dan kesiapan dalam menggunakan teknologi baru. Faktor teknologi dapat disebabkan karena adanya kesulitan dalam penggunaan teknologi dan kurangnya pengetahuan terhadap penggunaan e-commerce sebagai teknologi baru. Selain itu, faktor organisasi juga disebabkan oleh pemimpin organisasi yang dapat menentukan keputusan dalam adaptasi penggunaan teknologi pada organisasi dan budaya yang kurang dalam adaptasi penggunaan teknologi di suatu organisasi menyebabkan tidak terbiasanya dalam mengadopsi hal baru. Serta faktor lingkungan atau dapat dikatakan sebagai faktor luar organisasi yang dapat disebabkan tingkat kompetitor yang signifikan dalam menerapkan hal baru seperti teknologi yang mengakibatkan organisasi lain untuk dapat beradaptasi dan bersaing demi mempertahankan bisnisnya serta faktor ikut-ikutan dari inovasi yang dating dari luar organisasi untuk dapat juga diterapkan di lingkup organisasi (Wulandari dkk, 2022). Dari faktor tersebut dapat dianalisis sebagai tingkat adopsi e-commerce pada penelitian ini.

 

Berdasarkan penelitian sebelumnya, Wulandari dkk (2022) menyatakan bahwa kurangnya adopsi penggunaan e-commerce dapat dilihat dari beberapa aspek yang sangat berpengaruh seperti manusia, teknologi, organisasi dan faktor lingkungan. Faktor manusia disebabkan oleh kurangnya wawasan dan kesiapan dalam menggunakan teknologi baru. Faktor teknologi dapat disebabkan karena adanya kesulitan dalam penggunaan teknologi dan kurangnya pengetahuan terhadap penggunaan e-commerce sebagai teknologi baru. Selain itu, faktor organisasi juga disebabkan oleh pemimpin organisasi yang dapat menentukan keputusan dalam adaptasi penggunaan teknologi pada organisasi dan budaya yang kurang dalam adaptasi penggunaan teknologi di suatu organisasi menyebabkan tidak terbiasanya dalam mengadopsi hal baru. Serta faktor lingkungan atau dapat dikatakan sebagai faktor luar organisasi yang dapat disebabkan tingkat kompetitor yang signifikan dalam menerapkan hal baru seperti teknologi yang mengakibatkan organisasi lain untuk dapat beradaptasi dan bersaing demi mempertahankan bisnisnya serta faktor ikut-ikutan dari inovasi yang dating dari luar organisasi untuk dapat juga diterapkan di lingkup organisasi (Wulandari dkk, 2022). Dari faktor tersebut dapat dianalisis sebagai tingkat adopsi e-commerce pada penelitian ini.

 

Minimnya tingkat penggunaan e-commerce di Kota Balikpapan berdasarkan observasi penelitian yang dilakukan oleh (Sukman, 2021) di antaranya sumber daya manusia yang masih terbatas dan juga dengan anggaran yang dimiliki. Selain itu, dari wawancara beberapa UMKM di Kota Balikpapan terdapat beberapa kendala dalam pemanfaatan teknologi e-commerce seperti kesulitan UMKM mendapatkan modal untuk dapat memasang iklan dan branding produk dan berbagai masalah teknis UMKM seperti adaptasi penggunaan teknologi dalam memasarkan produk serta faktor kompetitor persaingan yang tinggi di Kota Balikpapan yang memiliki produk usaha yang sama. Dari permasalahan tersebut menjadi dasar dalam penelitian ini untuk dapat menganalisis penerapan teknologi melalui aspek-aspek seperti teknologi, organisasi, dan lingkungan. Dengan demikian, pendekatan berdasarkan TOE (Technology, Organization, and Environment) menjadi pendekatan yang efektif menjawab permasalahan tersebut (Handayani & Mahendrawathi, 2019), dengan indikator-indikator yang diadopsi pada penelitian ini ialah meliputi Cost Effectiveness, Interactivity, Compatibility, Relative Advantage, Top Management, Entrepreneurial Orientation, Competitive Intensity, Bandwagon Effect, dan Competitive Pressure.

 

Untuk mengetahui faktor adopsi teknologi terhadap penggunaan e-commerce pada UMKM di Kota Balikpapan perlu adanya analisis berdasarkan kerangka yang mengacu pada analisis adopsi teknologi sebelumnya, seperti model TAM (Technology Acceptance Model), UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of The Technology), DOI (Diffuision of Innovation), dan TOE (Technology, Organization, and Environment). Pada penelitian ini menggunakan metode model TOE dikarenakan lebih cocok digunakan untuk sebuah organisasi yang dimaksud adalah UMKM (Handayani & Mahendrawathi, 2019). TOE Framework pertama kali dikembangkan oleh Tornatzky, Fleischer dan Chakrabarti pada tahun 1990.

 

Teori TOE menjadi pilihan oleh beberapa peneliti dan memeiliki hasil cukup baik karena melibatkan beragam aspek dalam mengkaji pengadopsian e-commerce (Rahayu & Day, 2015). Teori TOE menjelaskan faktor-faktor yang menentukan kesuksesan pengadopsian teknologi. Faktor teknologi, dapat dilihat seberapa besar manfaat yang mungkin diperoleh organisasi ketika teknologi tersebut digunakan. Selain itu, faktor teknologi juga berbicara mengenai kesesuaian antara teknologi yang akan diadopsi serta keutuhan organisasi (Rahayu & Day, 2015). Faktor organisasi, menjelaskan kesiapan internal dalam hal infrastruktur maupun kemampuan teknis berkaitan dalam pengadopsian teknologi (Sinta & Rahandhika, 2021). Selanjutnya, faktor lingkungan dalam teori TOE membahas pengaruh mitra bisnis, kompetitor dan faktor-faktor pendukung eksternal dalam pengadopsian teknologi (Sinta & Rahandhika, 2021).

 

Teori TOE menganggap bahwa dalam keputusan untuk menggunakan inovasi teknologi didasarkan adanya faktor organisasi, lingkungan eksternal dan karakterisitk teknologi tersebut. Dengan menggunakan TOE UMKM dapat mempersiapkan segala bentuk usaha untuk memenuhi kebutuhan dalam kesiapan penggunaan e-commerce sampai pengambilan keputusan. UMKM memiliki organisasi yang sederhana, biasanya pemilik berperan sebagai manajer dan mengambil tindakan dalam pengambilan keputusan. Pada UMKM peran pemilik usaha sangat dominan dalam mengelola usaha baik dalam mengawasi proses produksi, melakukan pemasaran, dan pengambilan keputusan (Sinta & Rahandhika, 2021).

 

Hasil penelitian ini dengan menggunakan 130 dari 161 jumlah responden penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan adopsi e-commerce didukung dari masing-masing faktor yang termasuk dalam masing-masing aspek teknologi, organisasi, dan lingkungan atau environtment (TOE), lebih lanjut dirumuskan pada hipotesis-hipotesis berikut:

1. Hipotesis 1 (H1): Cost Effectiveness (CE) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Adopsi E-commerce.

2. Hipotesis 2 (H2): Interactivity (I) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Adopsi E-commerce.

3. Hipotesis 3 (H3): Compatibility (C) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Adopsi E-commerce.

4. Hipotesis 4 (H4): Relative Advantage (RA) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Adopsi E-commerce.

5. Hipotesis 5 (H5): Top Management (TM) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Adopsi E-commerce.

6. Hipotesis 6 (H6): Entrepreneurial Orientation (EO) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Adopsi E-commerce.

7. Hipotesis 7 (H7): Competitive Intensity (CI) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Adopsi E-commerce.

8. Hipotesis 8 (H8): Bandwagon Effect (BE) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Adopsi E-commerce.

9. Hipotesis 9 (H9): Competitive Pressure (CP) berpengaruh positif secara signifikan terhadap Adopsi E-commerce.

 

 

Dari 9 hipotesis tersebut, terdapat 5 hipotesis yang diterima yaitu H1, H2, H4, H8, dan H9, serta 4 hipotesis yang ditolak yaitu H3, H5, H6, dan H7. Kesimpulan yang ditarik berdasarkan dari hasil penelitian ini ialah pengaruh teknologi, organisasi, dan lingkungan berpengaruh terhadap pengguna dalam mengadopsi e-commerce.

 

 

Dari hasil responden yang didapat menyatakan bahwa kemudahan organisasi atau pelaku UMKM dalam bertransaksi dan promosi penjualan sangat dipengaruhi adanya aplikasi e-commerce dan dapat dilihat dari faktor teknologi, organisasi, dan organisasi sehingga hal tersebut memungkinkan pengguna akan terus menggunakan dan memanfaatkan e-commerce sebagai alat bantu transaksi dan promosi penjualan pengguna.

Beberapa rekomendasi terkait hasil penelitian ini ialah :

 

1. Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap infrastruktur teknologi yang sudah ada di UMKM.

2. Memastikan infrastruktur teknologi UMKM sudah memadai untuk mendukung penggunaan e-commerce.

3. Memberikan pelatihan yang memadai kepada karyawan tentang penggunaan platform e-commerce.

4. Melakukan analisis terperinci tentang biaya operasional yang terkait dengan adopsi e-commerce.

5. Mempertimbangkan integrasi e-commerce dengan sistem yang ada, memastikan bahwa antarmuka pengguna dari platform e-commerce UMKM menarik dan mudah digunakan.

6. Menyediakan fasilitas chat dan layanan dukungan pelanggan yang responsif dan mudah diakses.

7. Memanfaatkan kekuatan media sosial dengan mengintegrasikan platform e-commerce dengan akun media sosial UMKM.

8. Penggunaan fitur interaktif, melakukan evaluasi menyeluruh terhadap infrastruktur teknologi yang sudah ada di UMKM, memilih solusi e-commerce yang dapat terintegrasi dengan sistem dan proses yang sudah ada di UMKM, bekerjasama dengan pemasok atau mitra yang kompatibel, melakukan pemantauan secara berkala terhadap kinerja teknologi e-commerce dan kompatibilitasnya, edukasi dan kesadaran, demonstrasi dan uji coba, pendekatan berbasis solusi, memberikan dukungan dan fasilitasi kemitraan dengan pihak-pihak yang dapat membantu UMKM, manajemen puncak harus menunjukkan komitmen yang kuat terhadap adopsi e-commerce, komunikasi dan perubahan budaya, mendorong inovasi di dalam UMKM dengan memberikan ruang bagi karyawan untuk mengusulkan ide-ide baru terkait dengan adopsi e-commerce, mengambil pendekatan proaktif dalam menjelajahi peluang dan tantangan yang terkait dengan adopsi e-commerce, membangun kolaborasi dan jaringan dengan UMKM lainnya atau pemangku kepentingan terkait e-commerce, analisis pasar dan kompetitor, inovasi produk dan layanan, membangun jaringan dan komunitas, fokus pada keunggulan kompetitif, memantau, dan menyesuaikan strategi secara berkelanjutan untuk menjawab tekanan kompetitif.

 

Penelitian ini masih memiliki kekurangan sehingga penelitian-penelitian terkait berikutnya diharapkan dapat "menyempurnakan" kekurangan dari penelitian ini, dengan berdasarkan beberapa saran penelitian berikut:

1. Melakukan uji banding antara UMKM di Kota Balikpapan dengan kota lain dalam hal adopsi penggunaan e-commerce terhadap faktor-faktor TOE yang mempengaruhi adopsi e-commerce di kedua kota tersebut. Hal ini akan memberikan wawasan yang lebih luas dan memungkinkan identifikasi perbedaan dan persamaan antara UMKM di berbagai lokasi.

2. Melanjutkan penelitian tentang strategi pemasaran digital yang digunakan oleh UMKM di Kota Balikpapan untuk meningkatkan adopsi e-commerce. Tinjau bagaimana teknologi, organisasi, dan lingkungan mempengaruhi pemilihan dan implementasi strategi pemasaran digital tersebut dan meneliti penggunaan media sosial, iklan online, optimasi mesin pencari, dan strategi lainnya yang dapat digunakan UMKM untuk meningkatkan visibilitas dan penjualan mereka melalui e-commerce.

3. Analisis faktor-faktor keberlanjutan dalam adopsi e-commerce oleh UMKM dalam mengadopsi penggunaan e-commerce. Faktor-faktor ini dapat mencakup aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan yang mempengaruhi keberhasilan dan keberlanjutan adopsi e-commerce oleh UMKM di Kota Balikpapan serta identifikasi tantangan dan peluang yang terkait dengan aspek keberlanjutan ini.


Manfaat

Manfaat penelitian ini diharapkan mampu membantu penerapan teknologi e-commerce dari sudut pandang UMKM dengan mempertimbangkan faktor-faktor kondisi technology, organization, and environtment (TOE) dan penelitian ini dapat sebagai acuan perkembangan e-commerce di luar pulau Kalimantan; Penelitian ini juga dapat menjadi suatu referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan adopsi TOE.

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya