Penelitian - Indonesia merupakan salah satu negara yang berada dalam kawasan lempeng teknonik aktif. Kondisi tersebut menjadikan Indonesia rawan terhadap bencana gempa bumi. Sehingga pertimbangan beban akibat gempa bumi dalam perencanaan struktur sebuah bangunan menjadi sangat penting untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan, terutama dalam bangunan berlantai tinggi. Maka dari itu penelitian mengambil topik analisis kinerja struktur bangunan beton bertulang 10 lantai dengan menggunakan metode respons spektrum dan time history yang bertujuan untuk mengetahui nilai base shear, displacement, drift, dan kinerja struktur berdasarkan ATC-40. Desain struktur menggunakan contoh gedung beton bertulang 10 lantai dengan lokasi di Balikpapan dan di Aceh. Pembebanan yang diberikan mengacu pada SNI 1726:2019 dan SNI 1727:2020 dengan menggunakan program bantu.
Gambar Grafik Perbandingan Spektrum Stasiun 1
Pada analisis time history menggunakan data akselerogram gempa Mentawai, Sumatera Barat sebanyak 3 (tiga) stasiun yang diperoleh dari situs Strong Motion Center sesuai dengan SNI 1726:2019 Pasal 7.9.2.3 bahwa riwayat percepatan tanah yang digunakan untuk analisis linier terdiri tidak kurang dari tiga pasang. Nilai base shear maksimum yang diperoleh pada case Balikpapan sebesar 24645.262 kN pada arah Y dan pada case Aceh sebesar 116357.777 kN pada arah Y. Nilai displacement maksimum yang diperoleh pada case Balikpapan 77.182 mm pada arah Y dan pada case Aceh 363.841 mm pada arah Y. Nilai drift pada case Balikpapan telah memenuhi persyaratan, tetapi tidak pada case Aceh.
Gambar Section Properties HDRB HH075X4S
Kinerja struktur berdasarkan ATC-40 pada case Balikpapan dan Aceh adalah IO (Immediate Occupancy). Nilai drift pada case Aceh tidak memenuhi persyaratan pada SNI 1726:2019 Pasal 12.5.6, maka dilakukan evaluasi struktur dengan menggunakan base isolator HDRB HH075X4S, section properies dapat dilihat pada gambar 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa base isolator dapat mereduksi nilai base shear struktur hingga 47% untuk arah X dan 73% untuk arah Y. Nilai displacement maksimum setelah evaluasi struktur sebesar 877.394 mm dengan sebagian besar deformasi terjadi pada isolator sehingga struktur atasnya lebih sedikit berdeformasi dan dapat memperkecil nilai simpangan antar lantai. Nilai drift setelah evaluasi struktur telah memenuhi persyaratan sehingga struktur lebih aman. Kinerja struktur berdasarkan ATC-40 setelah dilakukan evaluasi struktur diperoleh kinerja yang sama, yaitu IO (Immediate Occupancy).
LPPM - Institut Teknologi Kalimantan
Tim Peneliti :
Andina Prima Putri, S.T., M.Eng (Teknik Sipil)
M. Ricky Reynaldi Afdar Fadillah, S.T (Teknik Sipil)
Christianto Credidi Septino Khala, S.T., M.T (Teknik Sipil)