Penelitian : Water Bus Sebagai Sarana Wisata Air di Sungai Mahakam

  • 13 Oktober 2022
  • Admin

 Penelitian - Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf, 2012) menunjukkan bahwa pariwisata merupakan salah satu penghasil devisa ke 3 (tiga) setelah pendapatan dari sektor minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit di Indonesia, tercatat pada tahun 2011 sektor pariwisata telah menyumbangkan devisa negara lebih dari 8,5 miliar US Dollar. Dengan sumber daya alam yang lengkap, terdapat lebih dari 17.000 pulau, lebih dari 740 etnis suku bangsa, 583 bahasa daerah, dan beraneka ragam kearifan lokal serta corak budaya yang tinggi menjadi potensi pariwisata yang luar biasa besar bagi Indonesia (Handoko, 2014). Perlu di ingat bahwa Sungai Mahakam adalah suatu ikon yang sangat berharga bagi Kota Samarinda. Sungai Mahakam menawarkan pesona wisata bahari yang sangatindah untuk dinikmati dikala senja tiba. Ribuan orang berduyun duyun mendatangi lokasi ini untuk sekedar bersantai dan bersenda gurau di sekitar tepian sungai. Habitat asli Pesut Mahakam yang kini tidak dapat kita jumpai lagi di sekitar tepian Mahakam. Diperlukan usaha yang lebih untuk sekedar melihatnya. Menurut data BPS jumlah wisatawan di Kota Samarinda jumlahnya sangat fluctuative. Jumlah tersebut di gambarkan pada Table 1 berikut ini (BPS Kota Samarinda, 2018) :

 

Tabel Data Jumlah Wisatawan Kota Samarinda Tahun 2018

 

Tabel 1 menunjukkan jumlah wisatawan domestik maupun internasional yang melakukan kunjungan ke wisata Sungai Mahakam. Hal ini menegaskan bahwa Sungai Mahakam memiliki tempat tersendiri di hati wisatawan-wisatawan domestik dan mancanegara. Keelokan sungai Mahakam dapat dinikmati dengan menggunakan bis air yang terbuat dari kayu. Saat ini di sungai Mahakam tersedia 2 (dua) bis air untuk melayani para wisatawan yang ingin mengeskplore keindahannya. Didapati bis air tersebut belum memenuhi standar-standar keselamatan dan kelaiklautan yang memadai (N. G. Kumandang, 2020). Merujuk dengan misi dari Dinas Pariwisata kota Samarinda yakni meningkatkan pengembangan destinasi wisata di Kota Samarinda, maka pembaharuan bis air wisata yang memadai dan sesuai dengan standar kelaikan serta keselamatan adalah suatu hal yang sangat di butuhkan. Bis air adalah angkutan penumpang dan barang melalui air yang berlayar di sungai-sungai besar, danau, maupun laut. Sebenarnya di Indonesia penggunaan bis air sudah sangat popular, seperti di sungai-sungai daerah Sumatera, Jawa dan Papua. Selain berfungsi untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas dan angkutan, bis air juga bisa berfungsi sebagai sarana wisata air, seperti di danau Toba misalnya yang menggunakan alat transportasi ini untuk mengelilingi danau bagi para wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam daerah tersebut.

 

Pembaharuan armada transportasi sungai untuk parawisata bisa didekati dengan kajian ilmiah terlebih dahulu. Alamsyah & M.D. Nugroho melakukan kajian ilmiah terkait penerapan desain bis air di sungai Mahakam menggunakan metode statistik atau trend curve approach (Alamsyah & M. D. Nugroho, 2020). W. Setiawan dkk mengkaji desain kapal transportasi yang sesuai untuk daerah perairan sungai (shallow water) menggunakan teknologi hydrofoil (W. Setiawan dkk, 2019). Dalam sektor yang berbeda Alamsyah dkk mengkaji penerapan desain kapal cepat khusus bidang kesehatan yang dioperasikan pada daerah aliran sungai Mahakam menggunakan metode parentship (Alamsyah dkk, 2019). Perairan di Kalimantan Timur sebagian besar terdiri atas daerah perairan sungai yang memiliki karakteristik tersendiri. Fakta tersebut berimplikasi pada desain-desain kapal yang beroperasi. Alamsyah dkk meninjau desain kapal ikan yang beroperasi di daerah perairan Kalimantan Timur menggunakan pendekatan B-Spiline dan parametric dengan output kapasitas muatan yang optimum serta teknologi alat tangkap sesuai peraturan menteri (Alamsyah dkk, 2021). Kajian-kajian tersebut merupakan upaya pendekatan ilmiah yang dilakukan untuk menemukan desain dan teknologi pengembangan yang cocok dengan perairan sungai (shallow water) di Kalimantan Timur. Beberapa teknologi desain telah dikembangkan untuk kapal-kapal yang beroperasi pada perairan Kalimantan Timur seperti halnya penggunaan bottom glass pada kapal pariwisata di pulau Derawan (Alamsyah & B.F. Birana, 2019). Penggunaan bentuk lambung multihull untuk kapal penangkap ikan 40 GT dengan harapan memiliki tingkat stabilitas kapal yang tinggi mengingat kapal ikan memiliki operasi yang lebih ekstrem (Alamsyah, W. Setiawan & E.D. Cahya, 2020). Ding & Jiang juga mendeteksi bahwa kapal multihull memiliki kecepatan yang tinggi dan kinerja hidrodinamika yang sangat baik (Diang& Jiang, 2021). Su dkk (2020) melakukan uji eksperimental dan simulasi numerik untuk mengetahui hubungan antara kinerja hidrodinamika dan bentuk lambung utama pada salah satu bentuk lambung multihull (G. Su dkk, 2020). Salah satu jenis kapal transportasi/wisata yang cocok untuk daerah perairan sungai adalah bis air (Alamsyah & M. D. Nugroho, 2020)(Alamsyah & B.F. Birana, 2019). Bis air adalah angkutan penumpang dan barang melalui air yang berlayar di sungai-sungai besar, danau, maupun laut. Sebenarnya di Indonesia penggunaan bis air sudah sangat popular, seperti di sungai-sungai daerah Sumatera, Jawa dan Papua. Selain berfungsi untuk memenuhi kebutuhan lalu lintas dan angkutan, bis air juga bisa berfungsi sebagai sarana wisata air, seperti di danau Toba misalnya yang menggunakan alat transportasi ini untuk mengelilingi danau bagi para wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam daerah tersebut. Berikut ditunjukkan bis air (water bus) terlihat pada Gambar 1 sebagai berikut :

 

Gambar Water bus

 

Gambar 1 menunjukkan bis air dengan lambung katamaran. Perahu jenis katamaran memiliki stabilitas yang lebih baik dibandingkan dengan perahu berlambung satu karena pengaruh perahu katamaran yang memiliki dua lambung ini yang dapat memecahkan gelombang maupun arus dikit keolengan pada kapal, lebar dari perahu katamaran juga menjadikan stabilitas perahu yang lebih tinggi sehingga memungkinkan untuk mengangkut beban berat dari berbagai sisi perahu [J. Van Leer, 1982).

 

Katamaran merupakan kapal dengan dua lambung kembar yang dihubungkan dengan struktur bridging. Dengan bentuk badan kapal katamaran yang memiliki dua lambung maka kapal jenis ini memiliki stabilitas yang cukup baik, selain itu luas permukaan kapal yang tercelup air relatif kecil sehingga memiliki sarat yang kecil pula. Katamaran mempunyai garis air lambung yang sangat ramping dengan tujuan untuk memperoleh hambatan yang rendah. Penentuan ketinggian struktur bagian atas badan kapal dari permukaan air merupakan fungsi dari tinggi gelombang dari rute pelayaran yang dilalui. Kombinasi luas deck yang besar dan berat kapal kosong yang rendah membuat kapal tipe ini dapat diandalkan untuk melayani transportasi muatan antar kota maupun untuk pariwisata. Katamaran memiliki beberapa kelebihan maupun kekurangan jika dibandingkan dengan kapal monohull (D. Muk-Pavic, 2006). Adapun kelebihan dari kapal katamaran : Pada kapal dengan lebar yang sama tahanan gesek katamaran lebih kecil, sehingga pada tenaga dorong yang sama kecepatannya relatif lebih besar. Luas geladak dari katamaran lebih luas. Volume tercelup air dan luas permukaan basah lebih kecil. Stabilitas yang baik karena memiliki dua lambung. Dengan frekuensi gelombang yang tinggi, amplitudo relatif kecil sehingga tingkat kenyamanan lebih tinggi. Karena memiliki tahanan yang kecil maka biaya operasional menjadi kecil. Kekhawatiran penumpang pada faktor kapal terbalik menjadi lebih kecil, sehingga penumpang merasa lebih aman. Kapal catamaran yang didesain berkecepatan tinggi memiliki terowongan khusus pada lambung yang disebut tunneled palnning hull (Roshan dkk, 2020). Pada kapal Katamaran tunnel dapat menciptakan gaya angkat aerodinamis dan mencapai pengurangan hambatan yang sangat signifikan (Jiang et al., 2017). Selain itu Desain kapal harus ergonomik sehingga ABK maupun penumpang merasakan keamanan dan kenyamanan dalam menggunakan kapal tersebut (Kiryanto, 2018). Bentuk Lambung katamaran menurut Molland digambarkan seperti Gambar 2.

 

Gambar bentuk lambung katamaran (M. Insel & A. F. Molland, 1991)

 

Teknologi lambung katamaran juga digunakan pada kapal yang dapat beroperasi dalam mode amfhibi (J. Yang dkk, 2020)(Amir dkk, 2015)(Z. Q. Guo dkk, 2015)(Z. Q. Guo dkk, 2018). Kajian pengembangan lambung catamaran juga dilakukan pada type Asimetri dengan memvariasikan bentuk inner flat; outer flat, terhadap akumulasi lebar kapal (D. Chrismianto, 2014). Desain Water Bus berlambung katamaran sebagai sarana wisata air memiliki kelebihan yakni memiliki kapasitas penumpang yang memadai dengan tingkat stabilitas kapal yang tinggi. Selain itu desan tersebut diharapkan memberikan alternatif desain bis air existing sebagai upaya peremajaan armada parawisata yang beroperasi di sungai mahakam.  

 

 

LPPM - Institut Teknologi Kalimantan

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya