Penelitian "Identifikasi Penyebab Banjir Dan Evaluasi Sistem Drainase (Studi Kasus: DAS Martapura)"

  • 28 Oktober 2021
  • Admin

 

Pada pertengahan Januari tahun 2021, Banjarmasin mengalami banjir dengan dampak yang sangat luas. Banjir ini berdampak pada total 483.324 warga atau 139.537 KK, serta total rumah terendam sebanyak 99.361 unit. Tingginya curah hujan pada pertengahan Januari 2021 diduga menjadi salah satu faktor yang memicu terjadinya banjir di Banjarmasin. Berdasarkan data BMKG diperoleh tinggi hujan melampaui 300 mm dalam 2 hari hujan berturut turut. Tercatat pada tanggal 14 Januari dalam terjadi hujan dengan tinggi 255 milimeter dan 249 milimeter di Banjarmasin. Selain akibat curah hujan tinggi, banjir juga disebabkan oleh faktor lain yang diklasifikasikan dalam dua kategori yaitu banjir alami dan banjir akibat dari Tindakan manusia. Banjir alami sering kali dipengaruhi oleh kapasitas sungai, kapasitas drainase dan pengaruh air pasang. Tidak hanya disebabkan oleh kondisi alami dari sebuah DAS, banjir juga sering terjadi akibat perbuatan manusia yang berdampak pada perubahan lingkungan seperti perubahan kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS), kawasan pemukiman di sekitar bantaran, rusaknya drainase lahan, kerusakan bangunan pengendali banjir, rusaknya hutan (vegetasi alami), dan perencanaan sistim pengendali banjir yang tidak tepat. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis terhadap penyebab banjir yang terjadi di Banjarmasin guna mempermudah proses pengendaliannya di kemudian hari sebagai bentuk mitigasi bencana sesuai dengan tujuan umum. Tujuan umum tersebut akan dicapai 3 tahapan. Pertama, dilakukan analisis besar debit banjir yang mengalir di Kota Banjarmasin. Kedua, dilakukan analisis terhadap peningkatan debit banjir akibat perubahan tata guna lahan sesuai dengan RTRW 2013-2032 dengan model hidrologi-hidrolika RRI dan perhitungan matematis peningkatan debit akibat berkurangnya tutupan lahan hijau di wilayah studi. Terakhir yaitu dilakukan evaluasi kapasitas saluran drainase dibandingkan dengan debit limpasan akibat hujan. Dengan tahapan ini diperoleh informasi terkait penyebab banjir yang terjadi di Kota Banjarmasin. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi pemerintah Kota Banjarmasin dalam pengendalian banjir sebagai salah satu alternatif mitigasi bencana banjir.

 

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melakukan survey ke Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang merupakan salah satu area yang mengalami dampak signifikan dari banjir tahun 2021. Dari hasil survey dan pengumpulan data diperoleh informasi bahwa penyebab utama banjir ditengarai adalah curah hujan tinggi yang diperparah dengan buruknya system drainase yang ada dalam kota. Pada Gambar 1 dan 2 berikut menunjukkan salah satu saluran utama yang mengalami kondisi bottleneck.

 

Gambar 1. Penampang Melintang Sungai Bagian Hulu

 

Gambar 2. Penampang Melintang Sungai Bagian Hilir

 

Setelah kegiatan survey dan pengumpulan data, penelitian dilanjutkan dengan melakukan simulasi banjir dengan menggunakan model Rainfall-Runoff-Inundation (RRI). Dalam melakukan simulasi banjir dengan model RRI, dilakukan juga proses kalibrasi dengan membandingkan tinggi muka air di sungai dari hasil simulasi dan observasi. Hasilnya, dapat dikatakan bahwa pemodelan RRI yang telah dilakukan dapat merepresentasikan kondisi di lapangan.  Salah satu input dalam model RRI adalah penggunaan tata guna lahan. Dari perbandingan penggunaan lahan pada tahun 2010 dan 2019 yang diambil dari citra MODIS, terjadi perubahan tata guna lahan, namun luasnya tidak terlalu signifikan (lihat Gambar 3). Sehingga, ditengarai bahwa penyebab utama banjir mungkin tidak disebabkan oleh faktor tata guna lahan.

 

Gambar 3. Penggunaan lahan pada tahun 2010 dan 2019 yang diperoleh dari citra MODIS

 

Hal ini juga terbukti dari perbandingan tinggi muka air sungai dan debit sungai dari hasil simulasi tahun 2010 dan 2021, yang menunjukkan kemiripan tinggi muka air (Gambar 4 dan 5). Dari penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa penyebab utama banjir di DAS Martapura bukan disebabkan oleh perubahan tata guna lahan. Kemungkinan besar, penyebab utamanya adalah curah hujan yang tinggi atau akibat perubahan iklim; namun, hipotesa ini perlu dibuktikan dipenelitian selanjutnya.

 

Gambar 4. Perbandingan tinggi muka air sungai hasil pemodelan RRI pada tahun 2010 dan 2021

 

Gambar 5. Perbandingan debit sungai hasil pemodelan RRI tahun 2010 dan 2021

 

Tim peneliti:

  1. Ir. Rossana Margaret Kadar Yanti, S.T., M.T.
  2. Dr.Eng. Ardiansyah Fauzi, S.T., M.T., M.Eng.
  3. Oryza Lhara Sari, S.T., M.T.

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya