Penelitian - Perkembangan konstruksi yang terus meningkat sebanding dengan meningkatnya kebutuhan material konstruksi. Saat ini material konstruksi yang paling banyak dipakai adalah beton dan baja. Material beton dan baja dibuat dari bahan alam yang tidak dapat diperbaharui, sehingga material penyusun beton dan baja akan habis seiring dengan berjalannya waktu. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan sehingga terjadi ketidakseimbangan ekosistem. Oleh karena itu diperlukan alternatif pengganti material beton dan baja yang dapat digunakan pada material konstruksi. Dari banyak jenis kekayaan alam yang terdapat di dunia, Indonesia memiliki potensi terbesar di dalamnya, terkhusus di bidang kehutanan. Hutan di Kalimantan dengan luas total 36.6 juta ha, menyumbang sebesar kurang lebih 40% luas hutan di Indonesia (http://incas.menlhk.go.id). Material kayu dapat diperbaharui dengan menggunakan metode budidaya kayu yang tepat. Dengan adanya pemanfaatan kayu menjadi bahan konstruksi juga mendukung kebijakan optimalisasi penggunaan kayu olahan legal untuk bahan baku bangunan atau kayu konstruksi pada pasar domestik di Kalimantan Timur. Kayu gelam adalah jenis kayu yang berasal dari Kalimantan. Ketersediaan kayu gelam yang cukup melimpah serta budidaya kayu jenis ini sangat mungkin untuk dilakukan, membuat kayu ini memiliki potensi untuk dapat dijadikan material konstruksi. Penelitian ini dilaksanakan selama empat tahun, tahun pertama (2021) dilaksanakan studi literartur untuk mencari jenis kayu yang tepat untuk material konstruksi, tahun kedua (2022) dilaksanakan pengujian kayu untuk mengetahui nilai ciri (properties) material kayu gelam dan kayu meranti. Tahun ketiga (2023) akan dilaksanakan simulasi menggunakan program bantu untuk mendapatkan model elemen lentur yang paling memenuhi persyaratan, tahun keempat (2024) akan dilaksanakan pengujian di Laboratorium terkait model yang telah ditetapkan pada tahun ketiga. Hasil penelitian pada tahun pertama adalah berat jenis, kadar air, kekerasan, kuat lentur, kuat geser, kuat tarik dan kuat tekan kayu. Nilai ciri akan digunakan untuk simulasi elemen lentur komposit beton dan kayu pada penelitian berikutnya.
Hasil pengujian di laboratorium didapatkan sifat fisik kayu galam berupa kadar air sebesar 16,17 % dan berat jenis kayu 1,07 gr/cm3. Hasil pengujian berupa sifat mekanik kayu diantaranya kuat tarik, kuat tekan, kuat lentur, kuat geser. Dari hasil pengujian mekanik didapatkan hasil Modulus of Elastisitas (MoE) kayu galam sebesar 7363,17 MPa dan kekuatan lentur patah atau Modulus of Rupture (MoR) sebesar 5,9 MPa. Penelitian ini masih akan berlanjut sampai mendapatkan rekomendasi elemen lentur dengan inersia tinggi menggunakan material kayu.
LPPM - Institut Teknologi Kalimantan