Penelitian “Analisis Penerimaan Learning Management System pada kuliah.itk.ac.id Menggunakan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM)”

  • 3 November 2021
  • Admin

Learning Management System adalah perangkat lunak yang dirancang untuk membuat, mendistribusikan, dan mengatur proses belajar mengajar secara jarak jauh (online), tatap muka (offline) maupun campuran (hybrid). Learning Management System atau e-learning telah digunakan oleh banyak sekolah dan perguruan tinggi untuk mendukung sistem pembelajarannya. Institut Teknologi Kalimantan (ITK) juga telah mengembangkan dan menggunakan Learning Management System pada bulan Januari 2020 untuk mendukung proses perkuliahan. Learning Management System ITK dapat diakses di kuliah.itk.ac.id menggunakan perangkat komputer atau smartphone yang terhubung ke internet.

 

Learning Management System ITK telah dilengkapi dengan fitur-fitur yang membantu proses perkuliahan khususnya pada masa pandemi saat ini. Fitur-fitur yang dapat digunakan terkait dengan menyediakan materi perkuliahan, video conference, pengumpulan tugas dengan berbagai model, serta evaluasi tugas juga dapat diberikan nilai secara langsung sehingga mahasiswa dapat melihat nilai dengan transparan. Selama proses perkuliahan daring menggunakan Learning Management System ITK, belum ada evaluasi terkait penerimaan pengguna.

 

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna Learning Management System ITK. Penelitian ini menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) sebagai model evaluasi sistem informasi. Tahapan penelitian ini dimulai dengan desain konseptual model dan desain kuesioner. Pada Gambar 1 menunjukkan desain konseptual model menggunakan acuan model dari penelitian Fathema, Shannon, & Ross (2015) yang menambahkan 3 variabel eksternal. Secara keseluruhan kerangka model terdiri dari 8 konstruk yakni System Quality (SQ), Perceived Self-efficacy (PSE), Perceived Ease of Use (PEOU), Perceived Usefulness (PU), Attitude Toward Using (ATU), Behavioral Intention to use (BI), Actual Use (AU) dan Facilitating Conditions (FC). Dari konseptual model dirumuskan 13 hipotesis penelitian. Selanjutnya disusun kuesioner berdasarkan konseptual model sehingga menghasilkan 28 indikator penelitian.

 

 

 

Gambar 1. Konseptual Model Acuan (Fathema, Shannon, & Ross, 2015)

 

Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data yang dilakukan secara online melalui Google Form. Total responden yang diterima adalah 377 orang yang terdiri dari 356 mahasiswa (94.4%) dan 21 dosen aktif (5.6%). Setelah data didapatkan kemudian dilanjutkan ke tahap uji data kuesioner yang terdiri dari uji validitas dan uji reliabilitas menggunakan IBM SPSS Statistic 25. Hasil uji reliabilitas pada seluruh instrumen mahasiswa dan dosen didapatkan nilai Cronbach Alpha 0,755, yakni lebih besar dari 0,70 sehingga dinyatakan reliabel.

 

Tahap pengujian konseptual model menggunakan program SmartPLS 3.3. Tahapan pertama adalah evaluasi model pengukuran untuk menilai validitas dan realibitas model dengan uji convergent validity, discriminant validity, dan composite reliability. Gambar 2 menunjukkan hasil convergent validity didapat dari nilai outer loading factor tiap indikator pada masing-masing variabel > 0,50, sehingga dinyatakan valid. Hasil uji composite reliability menunjukkan bahwa nilai yang didapat lebih besar dari 0,7 dan pengukuran lain dengan hasil uji nilai AVE didapat nilai AVE ≥ 0,05, sehingga dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil analisis model pengukuran, menunjukkan bahwa model pengukuran dari model penelitian ini telah memenuhi syarat dan memiliki kriteria yang baik sehingga layak untuk dilanjutkan ke analisis model struktural.

 

 

Gambar 2. Output Diagram Jalur PLS-SEM

 

 Tahapan kedua adalah evaluasi model struktural (inner model) dengan dengan nilai path coefficient (β), R-square dan t-test.  Berdasarkan nilai path coefficient (β), hasilnya 13 dari 10 jalur mempunyai pengaruh dalam model. Tabel 1 menunjukkan hasil uji inner model dari 13 hipotesis terdapat 7 hipotesis yang memiliki nilai p-value < 0,05 atau saling signifikan dan t-test ≥ 1,96 yang artinya 7 hipotesis dapat diterima. Untuk hasil 6 hipotesis lainnya memiliki p-value > 0,05 atau tidak saling signifikan dan t-test ≤ 1,96 yang artinya 6 hipotesis ditolak.

 

Tabel 1. Hasil Uji Inner Model

Variabel

Hipotesis

Original Sample (O)

T Statistics

P-Values

Keterangan

SQ -> PU

H1

0,193

2.641

0,012

Ditolak

SQ -> ATU

H2

0,090

1.386

0,147

Ditolak

SQ -> BI

H3

0,089

1.758

0,097

Ditolak

PSE -> PEOU

H4

0,619

17.658

0,000

Diterima

PSE -> PU

H5

0,158

1.675

0,086

Ditolak

FC -> PEOU

H6

0,227

5.823

0,000

Diterima

FC -> ATU

H7

-0,033

0.782

0,461

Ditolak

PEOU -> PU

H8

0,428

4.553

0,000

Diterima

PEOU -> ATU

H9

0,183

2.863

0,002

Diterima

PU -> ATU

H10

0,633

12.575

0,000

Diterima

PU -> BI

H11

0,163

1.933

0,069

Ditolak

ATU -> BI

H12

0,605

9.722

0,000

Diterima

BI -> AU

H13

0,453

10.369

0,000

Diterima

 

Dari 7 hipotesis yang diterima kemudian dianalisis sebagai berikut :

1. Hipotesis 4 (H4): Perceived self-efficacy (PSE) mahasiswa dan dosen memiliki efek positif yang signifikan terhadap Perceived Ease of Use (PEOU) Learning Management System ITK.

Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa dan dosen yang yakin dengan keterampilan dalam menggunakan Learning Management System ITK contohnya seperti mengoperasikan fitur-fitur utama saat proses perkuliahan, materi dan konten pembelajaran daring, menganggap bahwa Learning Management System ITK sebagai sistem teknologi yang mudah untuk digunakan. Sehingga faktor efikasi diri mahasiswa dan dosen memiliki efek positif yang signifikan terhadap persepsi kemudahan penggunaan Learning Management System kuliah.itk.ac.id.

2. Hipotesis 6 (H6): Facilitating Condition (FC) memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap Perceived Ease of Use (PEOU) mahasiswa dan dosen dari ITK.

Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa dan dosen merasa faktor kondisi fasilitas penting dalam kemudahan penggunaan yakni adanya panduan yang memadai tentang penggunaan Learning Management System ITK, bantuan secara individu atau grup, dan instruksi khusus mengenai penggunaan sistem. Sehingga faktor kondisi fasilitas memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap persepsi mahasiswa dan dosen terhadap kemudiahan penggunaan dari Learning Management System kuliah.itk.ac.id.

3. Hipotesis 8 (H8): Perceived Ease of Use (PEOU) mahasiswa dan dosen LMS berpengaruh positif signifikan terhadap Perceived Usefulness (PU) Learning Management System ITK.

Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa dan dosen mementingkan aspek manfaat dalam kemudahan penggunaan Learning Management System ITK. Sehingga faktor kemudahan penggunaan Learning Management System oleh mahasiswa dan dosen berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi kegunaan Learning Management System kuliah.itk.ac.id.

4. Hipotesis 9 (H9): Perceived Ease of Use (PEOU) mahasiswa dan dosen LMS berpengaruh positif signifikan terhadap Attitude Toward Using (ATU) dalam Learning Management System ITK.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin positif perspektif mahasiswa dan dosen ITK terhadap kemudahan penggunaan Learning Management System ITK maka akan semakin meningkatkan sikap perilaku positif pada mahasiswa dan dosen dalam penggunaannya. Sehingga faktor kemudahan penggunaan dari mahasiswa dan dosen berpengaruh positif signifikan terhadap sikap dalam penggunaan Learning Management System.

5. Hipotesis 10 (H10): Perceived Usefulness (PU) LMS mahasiswa dan dosen berpengaruh positif signifikan terhadap Attitude Toward Using (ATU) mereka pada penggunaan Learning Management System ITK.

Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan perkuliahan mahasiswa dan dosen menjadi lebih produktif sehingga meningkatkan efektivitas dan meningkatkan kinerjanya, manfaat yang didapatkan oleh mahasiswa dan dosen secara positif dapat dirasakan saat penggunaan Learning Management System ITK. Sehingga faktor persepsi manfaat Learning Management System ITK bagi  mahasiswa dan dosen berpengaruh positif signifikan terhadap sikap mereka pada penggunaannya.

6. Hipotesis 12 (H12): Attitude Toward Using (ATU) mahasiswa dan dosen terhadap penggunaan LMS berpengaruh positif signifikan terhadap Behavioral Intention to use (BI) dalam penggunaan Learning Management System ITK.

Hal ini menunjukkan mahasiswa dan dosen ITK memiliki keyakinan positif bahwa dengan menggunakan Learning Management System ITK dapat memberikan hal positif bagi mereka sehingga ingin mengggunakan Learning Management System ITK secara terus menerus.

7. Hipotesis 13 (H13): Behavioural Intention to use (BI) mahasiswa dan dosen terhadap penggunaan LMS akan memiliki efek positif yang signifikan terhadap Actual Use (AU) Learning Management System ITK.

Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa dan dosen dapat terus menerapkan Learning Management System ITK dengan kondisi penggunaan yang sebenarnya dan merasakan kepuasaan terhadap penggunaan sistem. 

 

Dari penelitian ini telah menghasilkan faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan pengguna terhadap Learning Management System ITK. Selanjutnya dari faktor-faktor tersebut dapat menjadi acuan pertimbangan kedepan dalam meningkatkan kinerja Learning Management System ITK agar maksimal dalam mendukung proses perkuliahan di ITK.

 

Tim Peneliti:

Dosen :

  1. Dwi Nur Amalia, S.Kom., M.Kom.  (Sistem Informasi/JMTI)
  2. M. Gilvy Langgawan Putra., S.Kom., M.MT. (Sistem Informasi/JMTI)
  3. Muchammad Chandra Cahyo Utomo, M.Kom. (Informatika/JMTI)

Mahasiswa :

Yunita Devi Djohan (Sistem Informasi/JMTI)

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya