Peneliti ITK Peta Model Peluang Kejadian Kebakaran Kota Balikpapan Untuk Alternatif Mitigasi Bencana Kebakaran

  • 3 Desember 2022
  • Admin

Penelitian – Balikpapan, Institut Teknologi Kalimantan Tim Peneliti ITK yang diketuai oleh Achmad Ghozali, S.T., M.T., berhasil memetakan pola peluang kejadian kebakaran di Kota Balikpapan. Penelitian ini dapat terselenggara dengan baik berkat hibah dana LPPM ITK. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah Kota Balikpapan dalam peningkatan layanan pos pemadam kebakaran melalui distribusi lokasi pos pemadam.

 

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh terjadinya peningkatan aktivitas penduduk di Kota Balikpapan menyebabkan Kota ini menghadapi bencana kebakaran di kawasan permukiman, hal tersebut terlihat dari Kota Balikpapan yang menjadi kota dengan Indeks Rawan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan kategori tinggi berdasarkan laporan Indeks Rawan Bencana Indonesia yang dikelurakan oleh BNPB tahun 2021. Berdasarkan data BPBD Kota Balikpapan, bencana kebakaran permukiman di Kota Balikpapan tahun 2017 – 2021 telah terjadi sebanyak 174 kejadian dan dengan intensitas yang meningkat setiap tahunnya. Selain itu, menurut RPJMD Kota Balikpapan Tahun 2021 – 2026, dalam pelayanan pemadam kebakaran saat kejadian masih belum optimal, salah satunya, akibat kendaraan operasional yang belum mampu menjangkau seluruh permukiman terutama dengan kondisi geografis perbukitan dan jalan akses yang tidak memadai. Potensi bencana kebakaran yang semakin signifikan terjadi harus segera diantisipasi melalui berbagai upaya pencegahan salah satunya adalah penyediaan pos pemadam kebakaran Dengan mengetahui factor spasial kejadian bencana maka distribusi pelayanan dapat dilakukan dengan mengedepankan aspek prioritas.

 

Pada umumnya, penelitian terkait kebakaran hanya memperhatikan aspek zonasi dari kondisi faktor kerentanan kebakaran tanpa melihat histori kejadian kebakaran. Meskipun data kejadian kebakaran di Kota Balikpapan tidak terrecord secara spasial tetapi tim peneliti telah melakukan tracing kejadian dari data tabulasi BPBD dan histori pemberitaan media massa untuk menemukan lokasi koordinatnya.

 

Hasil Analisis menunjukkan bahwa distribusi peluang terjadinya kebakaran di Kota Balikpapan ditunjukkan pada Gambar 9. Hasil ini dapat diklasifikasikan menjadi dua wilayah yaitu wilayah dengan risiko tinggi, dengan probabilitas kejadian > 0,5 , dan daerah dengan risiko rendah. Dalam hal ini, persentase luasan area diperoleh masing-masing sebesar 5,22% (tinggi) dan 94,78% (sedang-rendah). Daerah dengan risiko tinggi tersebar di Kecamatan Kota Balikpapan, Balikpapan Tengah, dan Balikpapan Barat. Distribusi probabilitas ini menunjukkan bahwa hasil pemodelan mengikuti kondisi historis kejadian kebakaran yang sering terjadi di wilayah tersebut. Dengan karakteristik sebagai pusat perekonomian Kota Balikpapan dan kawasan dengan bangunan yang padat, risiko terjadinya kebakaran semakin meningkat. Selain itu, pertumbuhan Kota Balikpapan di kawasan pinggiran kota masih linier, dengan jaringan jalan juga menunjukkan risiko kebakaran yang menyebar di sepanjang jalan penghubung Kota Balikpapan di Kecamatan Balikpapan Timur dan Balikpapan Utara. Meski begitu, risiko tinggi berada di klaster di Kota Balikpapan bagian barat.

 

Temuan ini menegaskan temuan penelitian-penelitian sebelumnya pada literatur review bahwa faktor aksesibilitas sangat penting dalam penilaian risiko kebakaran. Kondisi aksesibilitas yang baik dapat berupa hambatan yang minimal pada jalan utama dan jarak tempuh yang lebih pendek, terutama untuk cakupan layanan pemadam kebakaran guna meningkatkan kondisi tanggap darurat yang lebih efisien saat terjadi kebakaran. Selain itu, kepadatan pemukiman di lokasi dengan resiko kebakaran tinggi juga mengikuti hipotesis yang diajukan oleh Himoto et al. (2008) dalam penelitiannya berjudul “Risk and behavior of fire spread in a Densely-built urban area” pada Jurnal Fire Safety Science Edisi Mei, 2017 bahwa semakin padat suatu kawasan maka suhu mikro semakin tinggi sehingga ketika terjadi kebakaran akan memudahkan perpindahan panas dari satu bangunan ke bangunan lainnya. Kawasan dengan kepadatan bangunan yang tinggi juga berpotensi meningkatkan kebakaran karena kelalaian penghuninya. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Xu dkk. (2022) dengan judul Analysis of Characteristics of Fire Incident on 24 July 2021 in Jilin Province, China” pada jurnal Safety, volume 8 nomor 3 tahun 2022 menemukan bahwa kondisi kelistrikan yang buruk pada bangunan padat meningkatkan risiko kegagalan listrik dan menjadi pemicu utama terjadinya kebakaran. Dengan demikian, penanganan kebakaran di Kota Balikpapan perlu dilakukan dengan mendekatkan pelayanan pos pemadam kebakaran ke daerah yang berisiko tinggi. Kawasan dengan probabilitas tinggi ini perlu disediakan pos pemadam kebakaran yang memadai dan penanggulangan bahaya kebakaran dengan meningkatkan kualitas lingkungan pemukiman.

 

Rencananya, tim peneliti tidak puas hanya sampai di sini. Menurut tim peneliti, kejadian kebakaran perlu dipelajari data time series sehingga analisis masih perlu dimatangkan pada histori kejadian 5-10 tahun terakhir sehingga menghasilkan peta model peluang yang lebih akurat.

 

 

LPPM - Institut Teknologi Kalimantan

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya