Pemodelan Struktur Bawah Permukaan dengan metode Gravity berdasarkan Data Satelit

  • 1 Desember 2022
  • Admin

Penelitian - Dalam beberapa tahun terakhir terjadi beberapa gempabumi di Pulau Kalimantan, bahkan beberapa kejadian gempabumi tersebut ada yang bersifat gempabumi merusak (destructive earthquake). Seperti yang terjadi di tanggal 1 maret 2022 pusat gempa berada di darat 46 km barat laut Paser (Gambar 1 ). Menurut data Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa yang memiliki hiposentrum di kedalaman 10 kilometer, episentrum 46 kilometer arah barat laut Paser, itu bisa dirasakan pada skala II-III MMI. Berdasarkan keterangan BMKG pemicunya gempa ini adalah Sesar Meratus. Kejadian Gempa ini membuktikan jika sesar gempa itu masih aktif setelah pernah menyebabkan gempa destruktif pada 25 dan 26 Oktober 1957 lalu lewat pelepasan energinya yang sebesar Magnitudo 6,1. Artinya kejadian gempabumi tersebut mengakibatkan terjadinya bencana. Kejadian gempabumi tersebut setidaknya dapat menjawab bahwa Pulau kalimantan tidak sepenuhnya aman dari gempabumi atau bencana lainnya.

 

 

Kejadian Gempa Bumi 1 Maret 2022 di Kalimantan Timur

 

Diperlukan peneltian untuk mengenali resiko-resiko bencana, salah satunya dengan menggunakan metode geofisika. Geofisika merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang bumi dengan menggunakan parameter-parameter fisika. Metode gravitasi (gravity) adalah salah satu metode geofisika yang dapat menggambarkan bentuk atau geologi bawah permukaan berdasarkan variasi medan gravitasi bumi yang ditimbulkan oleh perbedaan densitas atau rapat massa antar batuan. Salah satu satu tekonologi yang dinilai efisien untuk hal tersebut adalah dengan menggunakan data sebaran gravitasi satelit TOPEX. Pada Gambar 2 bisa dilihat titik titik pengambilan data, terdapat 80 data yang di gunakan.

 

Peta anomaly Bouger lengkap

 

 

Berdasarkan data yang didapatkan, dilakukan pengolahan data gravity. Data yang didapatkan berupa FAA (Free Air Anomaly).  Yang kemudian akan dilakukan koreksi bouguer serta medan untuk mendapatkan Complete Bouguer Anomaly (CBA).  Terdapat empat perlakuan pada koreksi bouguer dan medan untuk mendapatkan CBA yang merepresentasikan kondisi geologi sebenarnya (gambar 3). Data FAA yang didapat memiliki rentang yang lebih kecil, sehingga apabila dilakukan reduksi dari nilai koreksi bouguer pada data observasi gravitasi tersebut malah menunjukan ekspresi topografi yang terbalik karena nilai koreksi bouguer dan medan yang terlalu besar akan mengurangkan nilai observasi menjadi sangat kecil.  Berdasarkan sebaran anomali Bouguer dapat dilihat sebaran nilai variasi densitas berada di rentang nilai 50 mgal sampai 60 mgal. Pada peta CBA bisa interpretasi adanya perubahan anomaly yang dilihat sebaran densitas nya berdasarkan warna petanya. Warna biru menggambar nilai densitas yang rendah dan warna ungu sebagai nilai densitas yang tinggi.

 

 

LPPM - Institut Teknologi Kalimantan

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya