Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga Sebagai Media Tanam Dan Pupuk Kompos Guna Pembudidayaan Tanaman Toga

  • 27 Juni 2023
  • Admin

Pengabdian kepada Masyarakat - Dalam kegiatan sehari-hari manusia sebagai pelaku konsumsi akan menghasilkan sampah atau limbah dengan jumlah yang semakin bertambah seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di segala kegiatan. Dari kegiatan sehari-hari ini limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah padat, limbah cair maupun limbah gas. Peningkatan jumlah penduduk yang semakin pesat membuat semakin pesatnya pemukiman masyarakat yang mempengaruhi jumlah sampah atau limbah yang dihasilkan. Limbah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga yang tidak termasuk tinja dan sampah spesifik. Terdapat 2 jenis limbah rumah tangga, yaitu limbah organik dan limbah anorganik. Limbah anorganik adalah limbah yang sulit untuk dapat membusuk atau terurai seperti plastik, kaca, peralatan rumah tangga, dan lain-lain. Sedangkan limbah organik adalah sampah yang dapat terurai dan membusuk dengan sendirinya seperti sisa makanan, kulit buah, sisa sayuran, dan lain-lain. Limbah-limbah diatas jika dibiarkan di lingkungan akan menyebabkan pencemaran air, udara dan tanah, sehingga untuk mengurangi terjadinya pencemaran tersebut harus adanya pemanfaatan limbah seperti pemanfaatan limbah organik diubah menjadi kompos atau pupuk dengan cara pengomposan.

 

Pengomposan merupakan salah satu metode pengolahan limbah organik yang bertujuan untuk mengurangi dan mengubah sampah organik menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai jual. Terdapat dua jenis cara pengomposan yaitu pengomposan secara anaerob dan pengomposan secara aerob. Pengomposan secara anaerob merupakan pengomposan tidak melibatkan oksigen dalam prosesnya, biasanya hasil akhir dari pengomposan jenis ini adalah kompos cair. Sedangkan pengomposan secara aerob merupakan pengomposan yang melibatkan oksigen dalam proses nya seperti pengomposan dengan teknik takakura susun atau Takakura Composting Method (TCM) yang hasil akhirnya adalah kompos padat. Takakura susun merupakan salah satu teknologi dalam proses pengomposan dengan memanfaatkan keranjang yang berlubang-lubang sebagai tempat keluar masuknya oksigen dalam proses pengomposan. Keunggulan dari teknik takakura susun ini adalah tidak menghasilkan lindi, tidak menimbulkan bau yang menyengat dan dapat memanfaatkan lahan yang terbatas.

 

 

Diagram pembuatan kompos metode takakura

Hasil dari pengomposan dengan metode takakura ini dapat dipanen setelah dilakukan penyimpanan selama 40-60 hari dan dapat langsung digunakan sebagai kompos. Keuntungan pengomposan dengan metode takakura ini adalah dapat menambahkan sampah organik ke dalam kompos yang sudah jadi sehingga tidak perlu lagi membuat media baru untuk membuat kompos yang baru, sehingga kita dapat menghemat energi dan waktu. Kompos yang dibuat tadi dapat digunakan sebagai media untuk menanam tanaman TOGA, sehingga tanaman TOGA yang ditanam dapat tumbuh subur. Penggunaan kompos digunakan sebagai media tanaman TOGA dengan cara mencampurkan dengan tanah, sehingga media tanam dari limbah non organik seperti galon bekas yang dijadikan sebagai tempat untuk menanam tanaman TOGA dapat terisi semua. Tanaman TOGA yang ditanam seperti kunyit, jahe, kencur, dan temulawak. Pemilihan tanaman TOGA dikarenakan fleksibilitas dari tanaman yang cukup mudah dalam perlakuan perawatan. Selain itu, tanaman TOGA dapat dialihfungsikan menjadi bahan yang berguna untuk kegiatan sehari-hari. Manfaat dari tanaman TOGA antara lain seperti dapat dijadikan obat herbal, bumbu masakan dan bahkan antiseptik untuk luka. Tanaman TOGA sendiri dapat dipanen setelah berumur 3-4 bulan setelah penanaman.

 

 

Dengan adanya kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) ini meningkatkan kesadaran warga akan pemanfaatan limbah rumah tangga, sehingga jumlah sampah yang dibuang ke TPS dapat berkurang, dan juga warga dapat memanfaatkan limbah rumah tangga dan tidak dibuang langsung begitu saja ke tps tanpa diolah terlebih dahulu. Selain pengolahan sampah kegiatan ini juga menambah wawasan warga dalam cara membudidayakan tanaman toga sehingga warga dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk bercocok tanam di lokasi yang minim sehingga dapat mengurangi tingkat stress yang diakibatkan kurang nya kegiatan sehabis kerja. Dengan adanya kegiatan KKN dapat memberikan pengetahuan dan wawasan masyarakat di RT 30 Karang Joang.

 

 

LPPM - Institut Teknologi Kalimantan

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya