Pengabdian Kepada Masyarakat - Potensi sumber daya perikanan di wilayah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, cukup besar. Warga Kabupaten Penajam Paser Utara yang berprofesi sebagai nelayan lebih kurang 4.155, yang terdiri dari 3.260 orang disektor perikanan laut, dan sisanya bergerak disektor perairan umum (Badan Pusat Statistik, 2019). Dengan melihat gambaran tersebut, potensi sumber daya perikanan dan kelautan di wilayah Penajam Paser Utara cukup besar. Ribuan masyarakat yang menggeluti bidang perikanan dan kelautan itu tersebar di Kecamatan Penajam, Waru, Babulu dan Kecamatan Sepaku.
Berdasarkan data, hasil produksi ikan baik dari nelayan tangkap maupun budidaya ikan tambak di Kabupaten Penajam Paser Utara, rata-rata berada dikisaran 12.000 ton per tahun. Hasil ikan tangkap dari nelayan jauh lebih rendah dibandingkan hasil bududaya ikan tambak, hasil produksi ikan tangkap nelayan rata-rata sekitar 4.000 ton per tahun, sedangkan hasil produksi ikan tambak rata-rata sekisar 8.000 ton per tahun (Badan Pusat Statistik, 2019). Melihat besarnya potensi perikanan di Kabupaten Penajam Paser Utara ini, dukungan pemerintah sangat penting dengan memberikan peningkatan keahlian dan peralatan khususnya pada produksi ikan tangkap, sehingga nelayan dapat meningkatkan hasil tangkapannya, bagaimanapun bidang perikanan, juga mampu atau berpotensi menambah pendapatan asli daerah.
Sementara itu dari segi sarana utama produksi ikan tangkap yaitu perahu atau kapal, nelayan di Kabupaten Penajam Paser Utara menggunakan kapal motor dan perahu motor tempel serta perahu tanpa motor (Badan Pusat Statistik, 2019). Selain itu mayoritas perahu menggunakan mesin darat sebagai mesin penggerak utama, penggunaan mesin darat sebagai penggerak kapal oleh nelayan lebih dipilih karena kemudahan untuk memperoleh mesin tersebut (Ziliwu, Situmorang and Rambung, 2021). Terutama ketika menggunakan mesin truk atau mesin darat sebagai mesin outboard. Hal ini sering kita jumpai dimasyarakat nelayan dengan alasan untuk mengurangi modal awal pembelian mesin. Harga mesin darat memang relatif lebih murah dan begitu pula dengan komponen – komponen mesinnya jadi akan menghemat biaya perawatan mesin dibandingkan dengan mesin laut/marine engine (Yaqin et al., 2020). Hal ini membuktikan bahwa masih kurangnya pemahaman para nelayan akan kerugian penggunaan mesin ini.
Tidak terkecuali nelayan di Desa Pejala, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, kebanyakan mereka juga memilih menggunakan mesin darat sebagai mesin penggerak utama kapal, hal ini berdampak pada tingkat kerusakan mesin lebih tinggi. Mesin kapal sangat mudah berkarat. Mesin kapal yang digunakan oleh nelayan tidak bisa bertahan lama dengan perawatan mesin yang rutin. Adapun perawatan mesin yang dilakukan masyarakat disana berupa pencucian mesin dan pelumasan sebanyak 2 kali dalam 1 bulan. kemudian untuk servis mesin sendiri dilakukan jika mesin sudah mengalami kerusakan. Sehingga permasalahan utama yang dialami oleh nelayan di daerah ini yaitu mesin yang mereka gunakan sangat cepat rusak sehingga mereka harus menyiapkan dana lebih untuk perbaikan dan perawatan mesin.
Berdasarkan uraian di atas, maka dari itu tim dosen Teknik Perkapalan melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Kalimantan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Pejala melalui skema kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dengan judul kegiatan “Pelatihan Metode Perbaikan dan Perawatan Mesin Darat Pada Nelayan Di Desa Pejala, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara”. Kegiatan ini diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang dialami oleh masyarakat nelayan khususnya di Desa Pejala sekaligus sebagai wujud pelaksanaan Tridarama Perguruan Tinggi oleh Tim Dosen Teknik Perkapalan, Institut Teknologi Kalimantan, yang dampaknya mampu dirasakan oleh masyarakat secara langsung.
Berdasarkan informasi dari nelayan setempat, permasalahan utama mereka adalah kurangnya pemahaman terkait mesin laut (merine engine) sehingga mereka menggunakan mesin darat yang mana sangat berbeda, ini diperparah lagi dengan kurangnya keterampilan mereka dalam melakukan perawatan terhadap mesin yang digunakan akibatnya sering terjadi kerusakan pada mesin dan meningkatkan biaya operasional.
Berdasarkan permasalahan dan analisis situasi yang telah digambarkan diatas, maka program pengabdian ini dilakukan melalui pelatihan metode perbaikan dan perawatan mesin darat pada kapal nelayan untuk mengatasi masalah yang selama ini dialami oleh nelayan di Desa Pejala, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara. Adapun metode utama yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah metode pendekatan.
Metode pendekatan yang dipilih dalam kegiatan pengabdian ini adalah berupa penjelasan terkait perbaikan dan perawatan mesin kapal. Materi diberikan langsung oleh Bapak Suardi ST. MT dosen Teknik Perkapalan ITK mengenai metode perbaikan dan perawatan mesin. Kemudian tim dosen dibantu adik - adik mahasiswa menunjukkan dan memberikan panduan tertulis contoh bagaimana cara perbaikan dan perawatan mesin. Kegiatan ini bertujuan untuk memperlihatkan secara langsung tahapan – tahapan perbaikan dan perawatan mesin dengan menerapkan metode yang direkomendasikan pada kegiatan pengabdian ini.
LPPM - Institut Teknologi Kalimantan