Optimalisasi Pengolahan Tempat Wisata Bambu Ndeso Guna Membantu Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat RT 26 Kelurahan Karang Joang

  • 12 Juni 2022
  • Admin

Pengabdian Kepada Masyarakat - Bamboe Wanadesa merupakan ekowisata bambu yang diolah oleh warga RT 26 Kelurahan Karang Joang. Wisata ini menjadi alternatif untuk berlibur keluarga dari padatnya jadwal kegiatan yang ada. Akan tetapi, masih terdapat beberapa sumber daya yang belum diolah secara maksimal. Kurangnya pembangunan yang ada pada Ekowisata Bamboe Wanadesa sehingga fasilitas yang tersedia di tempat tersebut belum maksimal. Hal tersebut dikarenakan sebagian hutan yang berada pada lokasi masih menjadi milik negara. Pengelola juga menyampaikan bahwa dalam pembangunan masih terkendala pada dana. “Untuk masalah pengolahan wisata bambu kami terkendala pada lokasi, karena sebagian wilayah masih milik negara dan dana yang kami peroleh hanya bersumber dari tiket masuk, biaya parkir, dan sewa gazebo. Sehingga tidak maksimal dalam pembangunan dan promosi” Jelas ketua pengelola bambu. Oleh karena itu menyebabkan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui adanya tempat wisata tersebut.

 

Sebelum kegiatan KKN dimulai, dilakukan sosialisasi kepada warga RT 26 Kelurahan Karang Joang khususnya kelompok Tani di Ekowisata Bamboe Wanadesa guna memberitahu tujuan dari kegiatan KKN ini di tempat tersebut. Selain memberitahu tujuan dari KKN, sosialisasi ini juga dimanfaatkan untuk memberi penjelasan terkait pembuatan spot foto. Tujuan Pembuatan spot foto ini agar dapat menarik masyarakat untuk berkunjung. Saat sosialisasi, juga tercipta sebuah diskusi terkait sistematika dan lokasi yang akan dibangun spot foto tersebut. Kegiatan KKN ini dilakukan dari pertengahan bulan Maret hingga awal bulan Juni ini.

 

Pengurus Ekowisata Bambu Wanadesa berharap jika adanya Kelompok KKN 5 K ITK ini dapat memajukan tempat wisata tersebut. Pihak bambu banyak berdiskusi terkait keluhan keluhan yang ada kepada kelompok KKN 5 ITK agar dapat bersinergi bersama sama memajukan wisata tersebut. Sehingga banyak inovasi inovasi luaran baru yang diberikan. Contohnya saja pembuatan denah atau roadmapping dan tag name bambu.

 

 

 

 

Denah atau peta menjadi pegangan bagi para traveler untuk mendatangi suatu tempat wisata. Sebagai tempat wisata, sudah sewajarnya jika masyarakat yang berlalu-lalang mengerti bahwa terdapat tempat wisata pada wilayah tersebut. Hal ini mengacu pada penambahan penanda jalan atau pengarah lokasi yang menunjukkan bahwa terdapat Ekowisata Bamboe Wanadeso di jalan tersebut. Tujuan pembuatan penanda jalan agar mempermudah para pengunjung untuk mengetahui tata letak spot foto yang berada di Bamboe Wanadesa.

 

 

“Saya mewakili teman teman pengurus sekaligus pengelola bambu wanadesa, ingin ucapkan terima kasih atas partisipasi, kerjasama dari teman-teman ITK yang sudah membantu kami membangun wisata bambu sendiri ya. Sudah banyak juga yang teman-teman ITK bantu disini, terutama untuk spot foto, pemberian markah-markah rambu-rambu yang sudah diletakkan di area sini. Walaupun sudah tidak KKN disini lagi, harapan kita agar teman teman ITK masih sama-sama bersinergi jika ada saran-saran inovasi yang lainnya, kami akan sangat open sekali untuk membangun tempat wisata ini agar lebih maju lagi” Ujar ketua pengelola bambu wanadesa.

 

 

LPPM - Institut Teknologi Kalimantan

AGENDA

12

Mar

Workshop Pembuatan Video Aftermovie KKN ITK
09.00 WITA s/d 12.00 WITA
Zoom Meeting : https://s.itk.ac.id/video_aftermovie

16

Feb

Scholarship Info Session : AUSTRALIA AWARDS
10.00 - 12.00 WITA
Zoom Cloud Meeting (https://s.itk.ac.id/zoom_aas)

11

Feb

Diseminasi Inovasi Edisi #1
13.30 WITA - Selesai
Via zoom meeting dan Youtube Institut Teknologi Kalimantan
Lihat Selengkapnya