Pengabdian Kepada Masyarakat - Kelompok 6 Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2022 Jurusan Teknologi Industri dan Proses, Institut Teknologi Kalimantan (ITK), mengenalkan teknologi urban farming canggih di kebun hidroponik Kelompok Wanita Tani (KWT) Sepinggan Raya, Kota Balikpapan. Tim KKN ITK melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dengan menerapkan pompa air bertenaga surya dan sistem monitoring nutrisi air untuk mengatasi permasalahan ketergantungan sumber listrik dari PLN dan menjaga pertumbuhan tanaman hidroponik. Anggota kelompok terdiri dari 4 mahasiswa Teknik Elektro, 2 mahasiswa Teknik Mesin, dan 2 mahasiswa Industri dengan dosen pembimbing Bapak Adi Mahmud Jaya Marindra, S.T., M.Eng., Ph.D. Sedangkan mitra dari KWT Sepinggan Raya 28 tersebut diketuai oleh Ibu Tatu Neni Suryani. KWT Sepinggan Raya 28 adalah komunitas ibu rumah tangga sekitar pantai Sepinggan Raya yang produktif menanam sayuran di media tanah maupun hidroponik. Di media tanah, komunitas tersebut menanam seledri, cabai, tomat, timun, terong, jeruk sunkist, jambu kristal dan sayuran lainnya. Selain itu, KWT Sepinggan Raya 28 juga mengembangkan kebun hidroponik sistem Nutrient Film Technique (NFT) untuk jenis tanaman selada dan pakcoy. Tanaman selada dan pakcoy dapat dibudidayakan pada lahan terbatas dengan metode hidroponik dan memiliki permintaan pasar yang besar dan nilai ekonomi yang cukup tinggi.
Pada kebun hidroponik sistem Nutrient Film Technique (NFT), pertumbuhan dan kualitas tanaman sangat bergantung pada sistem pengairan. KWT Sepinggan Raya 28 menggunakan pompa air listrik untuk sistem sirkulasi pengairan tanaman hidroponik. Jika sirkulasi air nutrisi berhenti untuk waktu yang cukup lama, pertumbuhan selada dan pakcoy akan terganggu. Air yang dialirkan mengandung nutrisi, sehingga pompa air dan kadar nutrisi serta pH air harus tersirkulasi terus menerus dan dijaga kualitasnya. Salah satu permasalahan yang dihadapi KWT yaitu pompa air yang digunakan dalam sistem pengairan tanaman hidroponik bergantung pada jaringan listrik umum atau PLN. Sehingga jika listrik dari PLN padam maka perairan tanaman hidroponik akan berhenti dan menyebabkan tanaman hidroponik menjadi layu dan rusak yang berakibat KWT mengalami gagal panen dan mengalami kerugian. Selain itu permasalahan lainnya adalah pengukuran kandungan pH dan nutrisi air tanaman hidroponik harus diukur secara berkala, akan tetapi pengukuran yang dilakukan oleh KWT masih menggunakan alat manual sehingga harus diperiksa setiap saat dan tentunya membutuhkan waktu dan usaha yang besar.
Dari permasalahan tersebut Kelompok 6 KKN memberikan dua inovasi teknologi yaitu yang pertama merancang sebuah sistem monitoring kadar nutrisi dan pH pada air tanaman hidroponik secara otomatis dan real time sehingga anggota KWT tidak perlu mengecek secara manual kadar nutrisi dan pH tersebut. Lalu yang kedua adalah membangun sebuah sistem Pembangkit Listrik tenaga Surya (PLTS) sebagai sumber listrik untuk menghidupkan pompa air. Sistem PLTS yang dipilih berupa sistem On-Grid yang memanfaatkan PLTS dan jaringan PLN secara bergantian. Jika listrik PLN padam maka PLTS akan menyuplai pompa air agar sistem pengairan tanaman hidroponik tetap berjalan 24 jam. Untuk merealisasikan inovasi tersebut, tim melakukan survei mengenai jenis pompa yang digunakan agar dapat ditentukan spesifikasi modul PV yang akan digunakan. Setelah itu mulai dilakukan pembelian alat dan proses perakitan alat.
Setelah selesai proses perakitan, alat diinstalasi di lahan KWT Sepinggan Raya 28. Dibutuhkan waktu 2 minggu untuk memastikan bahwa alat tersebut benar-benar dapat bekerja dengan baik. Dari pengujian, didapatkan bahwa PLTS dapat menyuplai beban berupa pompa air, sistem monitoring nutrisi dan pH air sekaligus selama lebih dari 2 jam. Sehingga alat tersebut sudah bisa digunakan oleh KWT Sepinggan Raya 28 sebagai sumber energi cadangan ketika listrik PLN padam. Tim juga melakukan sosialisasi terkait penggunaan sistem pompa air bertenaga surya dan sistem monitoring yang diinstalasi. Kelompok Wanita Tani RT 28 Sepinggan Raya, Balikpapan Utara, yang diwakili Bu Neni sangat setuju jika pompa air bertenaga surya dan sistem monitoring kadar pH dan nutrisi air sangat bermanfaat bagi kebun hidroponik mereka. Sistem pompa air bertenaga surya membuat pengelola KWT Sepinggan Raya 28 tidak cemas akan layunya tanaman hidroponik jika terjadi pemadaman listrik PLN. Sistem monitoring pH dan nutrisi air juga membantu mereka memastikan pH dan kadar nutrisi air berada pada batas normal. Penerapan teknologi urban farming canggih ini diharapkan menarik wisatawan pantai Sepinggan Raya dan mempromosikan penerapan pertanian cerdas (smart farming) di kota Balikpapan.
LPPM - Institut Teknologi Kalimantan