Penelitian - Dalam proses pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, dampak lingkungan hidup menjadi salah satu aspek utama yang mendapat perhatian serius. Mengingat pentingnya pelestarian lingkungan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN didominasi oleh perkebunan kelapa sawit dengan luas mencapai 276.238 hektar yang terletak di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Meskipun memiliki potensi ekonomi, proses pengolahan kelapa sawit menghasilkan limbah yang belum dimanfaatkan secara maksimal di wilayah tersebut. Limbah kelapa sawit ini berupa limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang merupakan limbah pabrik hasil kelapa sawit yang jumlahnya sangat melimpah. Pada setiap pengelolahan 1 ton kelapa sawit tandan buah segr (THS) akan menghasilkan limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebanyak 22-23% atau sebanyak 220-230 kg limbah TKKS. Limbah yang dihasilkan ini belum dimanfaatkan dengan baik dari pihak perusahaan dan juga pemerntah belum menangani masalah llimbah TKKS dengan baik.
Menanggapi isu ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mencatat bahwa pada tahun 2018, limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) di wilayah sekitar IKN mencapai angka mencengangkan, yaitu sekitar 80 juta ton. Sebagian besar limbah TKKS sebanyak ini biasanya dibakar dalam incinerator, tetapi membakar limbah TKKS sudah dilarang oleh pemerintah karena akan menimbulkan polusi udara. Melakukan penimbunan (open dumping) limbah TKKS sebagai kompos atau dijadikan mulsa merupakan alternatif lainnya dari pengolahan limbah TKKS. Tetapi tetap saja limbah yang dihasilkan perkebunan kelapa sawit semakin banyak setiap tahunnya. Namun, suatu penelitian telah menemukan solusi inovatif untuk memanfaatkan limbah TKKS ini sebagai sumber bahan baku untuk baterai ramah lingkungan. Teknologi ini dinamakan Palm Oil Waste Battery (POWER), di mana limbah TKKS yang memiliki kandungan karbon tinggi dijadikan pengganti elektroda pada komponen bio-baterai.
Dalam penelitian yang dilakukan, limbah TKKS diidentifikasi sebagai biomassa yang berpotensi untuk diubah menjadi bahan baku katoda dan anoda dalam bio-baterai. Proses pengolahan limbah TKKS melibatkan tahap-tahap seperti karbonisasi, aktivasi karbon, dan karakterisasi pori karbon. Karbonisasi adalah proses kimia atau termal di mana bahan organik, seperti biomassa atau batubara, dipanaskan dalam lingkungan dengan kandungan oksigen yang terbatas atau tanpa oksigen sama sekali. Dalam konteks tandan kosong kelapa sawit (TKKS) atau biomassa lainnya, karbonisasi bisa digunakan untuk mengubah bahan-bahan tersebut menjadi arang atau bahan bakar padat yang memiliki kandungan karbon yang lebih tinggi. Aktivasi karbon dapat diterpkan untuk menghasilkan karon aktif dengan sifat adsorpsi yang lebih unggul. Karakteristik dan morfologi karbon aktif dianalisis dengan menggunakan senyawa aktivator seperti NaOH, FeCl3, dan ZnO. Data morfologi partikel karbon, struktur kristal, kestabilan termal, serta sifat kimia dan fisika karbon diambil untuk mengukur performa dan kinerja baterbonai. Pada tahun pertama, fokus akan diberikan pada pengembangan teknologi dan penulisan jurnal internasional bereputasi dengan hasil metode yang digunakan meliputi karbonisasi dan aktivasi karbon menggunakan senyawa aktivasi NAOH yang dianalisis menggunakan uji SEM dan BET, dan sifat kelistrikn diukur menggunakan voltmeter. Penelitian ini menghasilkan pengembangan model prototype untuk biobaterai POWER.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan potensi yang memuaskan yaitu kemampuan untuk meningkatkan nilai ekonomis dari limbah TKKS. Hasil dari bio-baterai dapat dipasarkan dan menghasilkan keuntungan yang menjanjikan. Lalu melalui pembuatan baterai ramah lingkungan dapat mengurangi limbah dari kelapa sawit. Performa dan kinerja baterai diukur melalui pengukuran kapasitas dan konduktivitas listrik. Aplikasi teknologi pembuatan bio-baterai POWER ini diharapkan dapat diterapkan dalam berbagai skala produksi, mulai dari home industry hingga mass production, sehingga mampu memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat di sekitar IKN. Dengan demikian, inovasi dalam pembuatan bio-baterai dari limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS) ini membuka peluang baru dalam pengelolaan limbah dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan. Diharapkan, langkah ini akan mendorong adopsi dan menciptakan solusi serupa yang ramah lingkungan dalam proyek-proyek pembangunan lainnya. Memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan perekonomian terutama untuk daerah di sekitar pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Selanjutnya, jika tertarik pada penelitian ini bisa menghubungi email: nita@lecturer.itk.ac.id atau grup penelitian elektrokimia di Teknik Material dan Metalurgi, Institut Teknologi Kalimantan.
Disusun oleh:
Yunita Triana, S.Si., M.Si., Ph.D
LPPM - Institut Teknologi Kalimantan