Pengabdian Kepada Masyarakat - Tim dosen Institut Teknologi Kalimantan (ITK) mengadakan kegiatan tinjauan langsung peninggalan sejarah dan ziarah makam ke 3 tempat situs sejarah para Wali/Habib penyebar Islam di Kalimantan Timur.
Kegiatan ini dilakukan oleh tim PKM Dosen ITK antara lain: Meidi Arisalwadi, S.Si., M.Si (Dosen Fisika/JSTPK), Ustadz A. Mujib Syadzali, M.A (Dosen Agama Islam ITK), Syalam Ali Wira Dinata Simatupang, S.Si., M.Si, M.Si (Dosen Statistika/JMTI), Umar Mustofa, M.Sc. (Dosen PWK/JTSP), Muliady Faisal, S.Si, M.Si. (Dosen Matematika/JMTI), Syamsul Mujahidin, S.Kom., M.Eng (Dosen Informatika/JMTI), Muchmmad Chandra Cahyo Utomo, M.Kom (Dosen Informatika/JMTI), dalam kegiatan ini juga banyak dibantu oleh tim mitra antra lain Ustadz Muhammad Gufron, M.Pd.I (Pembimbing), Kiyai Khoirul Anam, Ki Huri, Ki Amat Lasidjo, dan Misbahul Khoir.
Tim dosen ITK melakukan tinjauan langsung peninggalan sejarah dan ziarah makam. Berdasarkan berbagai sumber bahwa banyak yang mengira pada umumnya penyebaran Islam dilakukan sepintas lalu sambil berdagang saja pada masa lalu. Hal ini jelas terbantahkan sebab penyebaran Islam di Kalimantan Timur dahulu bukan oleh pedagang atau manusia kebanyakan tapi oleh para Habib.
Pelaksanaan kegiatan ziarah tim dosen ITK mengunjungi beberapa makam para Wali/Habib, kunjungan pertama ke makam Habib Hasyim bin Musaiya menurut catatan sejarah Alawiyin dan masyarakat setempat tokoh Datuk Tunggang Parangan atau Habib Hasyim bin Musaiyah bin Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Achmad bin Yahya yang lahir di Tarim, Hadramaut Yaman Selatan seorang ulama dai penyebar agama Islam di Kalimantan Timur. Makamnya berada di desa Kutai Lama Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur. Masuknya Islam ke tanah Kutai merupakan berkah bagi negeri Kalimantan Timur yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Mahkota, Rata ke VI dari urutan Raja-Raja Kutai Kartanegara. Dialog antara Datuk Tunggang Parangan dengan Raja kutai, Raja Mahkota adalah sebagaimana dikutip dari surat Silsilah Raja-Raja Kutai, diselesaikan oleh Tuan Guru Khatib Muhammad lahir pada tahun 1265 H. (satuislam.org)
Selanjutnya berziarah ke Makam Tuan Aji Muhammad Sulaiman yang bergelar Sri Paduka Sultan Aji Muhammad Sulaiman Al- Adil Khalifatul-Mu'minin bin Aji Muhammad Salehuddin (dilahirkan dengan nama Aji Biduk/Pangeran Umar) dan Alm. Sayid Muhammad Bin Sayid Saleh bin Yahya (Makkawi). Aji Mohd Sulaiman Chalifatul Mu'min sultan ke 17 Kerajaan Kutai Kartanegara atau Aji Muhammad Sulaiman yang bergelar Sri Paduka Sultan Aji Muhammad Sulaiman Al-Adil Khalifatul-Mu'minin bin Aji Muhammad Salehuddin (dilahirkan dengan nama Aji Biduk/Pangeran Umar) adalah Sultan Kutai Kartanegara ke-17, memerintah dari tahun 1845 sampai 1899 merupakan putera ke-5 dari Sultan Aji Muhammad Salehuddin, dengan Aji Ratu Zuzia.
Menurut berbagai sumber sepanjang pemerintahannya aktif mengadakan hubungan dengan Kerajaan Mekkah dan juga sempat membangun pemondokan haji di Tanah Suci yang kemudian dihibahkan kepada Kerajaan di sana. Sultan juga menempatkan para ulama sebagai penasehat kerajaan sepanjang pemerintahannya. Sultan Aji Muhammad Sulaiman meninggal di Tenggarong pada tanggal 2 Desember 1899, dan dimakamkan di Pemakaman Kerajaan di Tenggarong.
Kunjungan terakhir tim dosen ITK berkunjung ke Makam Sultan Adji Muhammad Alimuddin Marhum Adil adalah putra ke 2 Sri Paduka Sultan Adji Muhammad Sulaiman dan KDYMM Seri Paduka Baginda Ratu Mahtur Adji Ratu Bunga Seroja / Rubia gelar Adji Ratu Agung. Terlahir dengan nama Adji Muhammad Azim Ud-din gelar Adji Pangeran Adipati Prabu Anum Surya Adiningrat.
Menurut catatan sejarah Sri Paduka Sultan Aji Muhammad Alimuddin atau gelar Anumertanya Marhum Adil adalah sultan dari Kesultanan Kutai Kartanegara Martadipura yang ke-18 yang memerintah dari tahun 1899 sampai 1910, Ia adalah anak dari Sri Paduka Sultan Aji Muhammad Sulaiman dan Yang Mulia Adji Ratu Rubiah gelar Adji Ratu Agung.
LPPM- Institut Teknologi Kalimantan