Minyak kelapa sawit yang jumlahnya cukup besar disisi lain juga pengolahan kelapa sawit menghasilkan limbah cair dan juga limbah padat berupa tandan kosong kelapa sawit. Untuk mengatasi penumpukan limbah padat tandan kosong kelapa sawit maka perlu dilakukan penanganan salah satunya yaitu dengan menggunakan teknologi daur ulang limbah padat tandan kosong kelapa sawit menjadi produk pupuk organik/kompos yang bernilai guna tinggi. Pengomposan dianggap sebagai teknologi berkelanjutan karena bertujuan untuk konservasi lingkungan, keselamatan manusia, dan pemberi nilai ekonomi. Penggunaan pupuk organik/kompos membantu konservasi lingkungan dengan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang dapat menyebabkan degradasi lahan. Pengomposan secara tidak langsung juga membantu mencegah pembuangan limbah organik dan penumpukan limbah organik. Penanganan serius terhadap limbah padat yang dihasilkan dari industri kelapa sawit ini mutlak diperlukan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemanfaatan limbah padat tersebut menjadi pupuk organik/kompos. Sepaku merupakan daerah bagian selatan yang berada di provinsi kalimantan timur. Kondisi wilayah kecamatan sepaku yang merupakan wilayah perbukitan yang banyak ditanami kelapa sawit, sehingga masyarakat disana berprofesi sebagai petani kelapa sawit. sebagai kesimpulan masyarakat sepaku sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani kelapa sawit, kebutuhan pupuk kelapa sawit. Oleh karena itu pengabdian masyarakat ini dibutuhkan dalam rangka tentang pemanfaatan limbah cangkang sawit menjadi pupuk organik dan sebagai upaya memenuhi kebutuhan pupuk para petani dalam mendukung ketahanan pangan di wilayah calon Ibu Kota Nusantara. Selain itu kegiatan ini juga dapat meningkatkan nilai ekonomis bahwa kelompok tani.
Kegiatan ini dilakukan dengan diawali survey dan diskusi dengan stakeholder setempat. Survey yang dilakukan dengan menganalisis kebutuhan serta banyak kelompok tani yang terlibat berada di daerah sepaku. Setelah survey dilakukan, tim melakukan inisiasi pembuatan sampel pupuk cair dan arang hasil sisa bahan bakar.
Pada tanggal 20 Agustus 2023 Tim melaksanakan kegiatan sosialisasi yang disampaikan oleh Dr. Moch. Purwanto, S.Si., M.Si. kegiatan ikuti oleh kurang lebih 30 ketua kelompok tani. Kegiatan ini diawali dengan pretest kepada peserta. Peserta sangat antusias pada kegiatan ini, hal ini dikarenakan alat yang dikembangan oleh tim ITK dapat menyelesaikan permasalahan petani setempat, yaitu masalah pupuk yang sangat mahall dan langka. Pemaparan yang disampaikan kurang lebih 2 jam beserta sesi tanya jawab, banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta pelatihan antara lain, efektifitas pupuk, lama pembakaran dll.
Setelah pemaparan dilanjutkan dengan praktik pembuatan pupuk cair. Pada sesi ini peserta sangat tertarik dikarenakan peserta terlibat secara langsung pada proses pembuatan. Proses pembuatan pupuk cari ini memakan waktu kurang lebih 2 jam, mulai dari penyiapan hingga pupuk siap digunakan.
Pada tahap akhir kegiatan peserta diberikan post test yang bertujuan mengukur pemahaman terhadap pelatihan ini, selanjutnya ketua pelaksana pengabdian masyarakat memberikan secara resmi reactor pembakar yang diharapkan kedepannya dapat digunakan oleh kelompok tani yang berada di sekitar ibu kota Nusantara.
Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan oleh dosen dan mahasiswa ITK. Umi Sholikah, S.Si., M.T. selaku sebagai ketua pelaksana dan adapun yang terlibat dalam tim pengabdian ini yaitu Dr. Moch. Purwanto, S.Si., M.Si, Ashadi Sasongko, S.Si., M.Si., Fadhil Muhammad Tarmidzi, S.T., M.T., dan Tegar Palyus Fqar., S.T., M.Kom. Kegiatan ini mendapatkan sumber dana hibah internal dari Lembaga penelitian dan pengabdian Masyarakat ITK.
Produksi Pupuk Organik Limbah Cangkang Kelapa Sawit Pada Kelompok Tani Makmur Desa Tengin Baru Kecamatan Sepaku