Penelitian - Nanas merupakan buah tropis yang banyak dibudidayakan di Indonesia, termasuk di Kalimantan, berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2020, produksi buah nanas khususnya nanas madu di kalimantan mencapai 258.225 ton. Akan tetapi, belum semua bagian nanas termanfaatkan dengan baik, terutama bagian daunnya yang sering dibuang begitu saja sehingga menjadi limbah. Institut Teknologi Kalimantan melalui kelompok riset Program Studi Teknik Material dan Metalurgi yang diketuai oleh Ade Wahyu Yusariarta Putra Parmita dan melibatkan beberapa mahasiswa, berupaya untuk memanfaatkan limbah daun nanas sebagai reduktor untuk menghasilkan α-Fe₂O₃ yang akan dimanfaatkan sebagai katalis terutama untuk pengolahan limbah air. Limbah daun nanas bisa dimanfaatkan untuk mereduksi ion logam dikarenakan memiliki gugus fungsi seperti gugus karbonil, hidroksil dan amina yang bertanggung jawab untuk mereduksi ion logam.

Metode yang digunakan dalam pembuatan katalis α-Fe₂O₃ yaitu green synthesis, dimana ekstra daun nanas yang telah disiapkan dicampur dengan Fe(NO3)3.9H2O kemudian diproses dan dikalsinasi pada tahap akhir proses sehingga menghasilkan serbuk α-Fe₂O₃. Hasil kararkterisasi menggunakan XRD, SEM, dan SAA menunjukkan telah berhasilnya pembuatan α-Fe₂O₃ dan rata-rata luas permukaan yang diperoleh mencapai kurang lebih 22 m2/g. Selanjutnya, dilakukan pengujian katalis pada limbah artifisial metilen biru melalui uji uv-vis serta uji visual. Hasil yang diperoleh yaitu rata-rata katalis yang digunakan mampu mendegradasi limbah mencapai 50% untuk waktu kontak 24 jam dan mampu merubah warna limbah secara visual menjadi bening kurang lebih selama enam hari. Hal ini menunjukkan bahwa α- Fe₂O₃ yang dibuat dengan metode green synthesis yang memanfaatkan limbah daun nanas sebagai reduktor memiliki potensi sebagai katalis terutama katalis untuk pengolahan limbah.

LPPM - Institut Teknologi Kalimantan